Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: korupsi
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Sengit, KPK dan ICW Debat soal Harun Masiku, Sampai Bawa Nama Eks Panglima GAM
Indozone.id Jenis Media: News
INDOZONE.ID - Kepala Bagian Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri dan Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) kurnia Ramadhana terlibat perdebatan soal buronan Harun Masiku.
Keduanya berdebat dalam agenda diskusi yang membahas penurunan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) di salah satu kafe di Jakarta Selatan, Minggu (12/2/2023).
Ali yang berhalangan hadir menyampaikan keterangan soal merosotnya IPK melalui sambungan telepon. Menurutnya, penurunan IPK merupakan tanggung jawab banyak pihak, bukan hanya KPK saja.
Baca Juga: Pengusutan Kasus Formula E Disebut Gak Jelas, KPK: Baru 7 Bulan Coy, Pelindo 6 Tahun
Ali menyebut, kerja-kerja pemberantasan korupsi oleh KPK memerlukan dukumgan berbagai pihak seperti pemerintah, DPR dan elemen masyarakat. Namun, ia menyadari ketika mendengar kata korupsi, maka persepsi masyarakat akan tertuju ke KPK.
"Saya kira mungkin negara lain sih tidak terlalu ramai seperti kita ya Indonesia, terlebih kemudian fokusnya hanya seolah-olah tanggung jawab KPK. Kita tahu kata kuncinya korupsi, jadi wajar saja kalau semua orang cara pandangnya matanya ke KPK semua," tutur Ali.
Gedung Merah Putih KPK. (INDOZONE/Asep Bidin Rosidin).Ada Pihak Tendensius
Kemudian, Ali menyinggung soal adanya pihak-pihak yang pesimis terhadap upaya pemberantasan korupsi. Dia menyebut, banyak pihak bersikap tendensius dalam merespons penurunan IPK.
"Bahkan, yang lucu dikaitkan dengan TWK (Tes Wawasan Kebangsaan), perubahan Undang-undang KPK, pimpinan KPK yang katanya ugal-ugalan, ini kan lucu. Artinya belum paham apa sih IPK itu, jangan kemudian bahwa hal-hal teknis dikaitkan dengan naik-turunnya IPK," jelas Ali.
Ali menegaskan, pihaknya tidak tinggal diam ketika IPK mengalami penurunanan. Dia menjelaskan pada dua hari yang lalu lembaga antirasuah telah melaksanakan rapat secara serius.
Ali pun turut mengungkapkan kerja-kerja KPK di sektor penindakan, bahkan secara spesifik menyinggung soal pencarian buron Harun Masiku.
"Contoh Harun Masiku sama, IA (Izil Azhar, mantan Panglima GAM wilayah Sabang) itu 4/5 tahun kemarin itu (DPO), terus orang juga sama ngomongnya 'Ah, katanya enggak berani, enggak bisa.' Begitu ketangkap juga tidak objektif. Artinya, kita coba untuk membuka diri lah bahwa narasi-narasi yang dibangun itu adalah hal yang biasa," ungkap Ali.
KPK Dianggap LucuSementara itu, Kurnia langsung merespon pernyataan Ali dengan melontarkan kritik. Dia menilai 'aneh' ketika penurunan IPK dianggap lucu oleh KPK.
"Sebenarnya bukan masyarakat yang lucu tapi KPK yang lucu, saya juga kaget Mas Ali menyampaikan negara ini sepertinya heboh menanggapi IPK ini. Saya juga enggak tahu ya kondisi di internal KPK gimana merespons IPK," tutur Kurnia.
Harun Masiku. (Istimewa)Dia lantas merespons terkait topik Harun Masiku. Kurnia menuturkan alasan ICW fokus terhadap penanganan kasus dugaan suap penetapan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI periode 2019-2024 yang menyeret Harun.
"Beberapa buronan misalnya tadi Mas Ali menyampaikan IA itu sudah empat tahun kemudian diringkus oleh KPK, Izil Azhar. Ada Harun Masiku kenapa dua tahun itu terlalu dihebohkan? Bahkan, Mas Ali pernah menyampaikan kenapa ICW hanya menghebohkan Harun Masiku padahal buronan lain banyak," tutur Kurnia.
"Kenapa kami fokus di isu itu? Karena banyak kejanggalan saat proses penanganan perkaranya," imbuhnya
Adapun terkait kejanggalan penanganan kasus Harun Masiku, yakni soal pengembalian penyidik Rossa Purbo Bekti ke kepolisian hingga kegagalan KPK menggeledah kantor PDIP.
Artikel Menarik Lainnya:
Sentimen: negatif (100%)