Sentimen
Positif (66%)
12 Feb 2023 : 17.04
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Partai Terkait

Yusril Ihza Mahendra Tegaskan Pentingnya Stabilitas Politik, Sebut Bersatunya Golongan Islam dan Nasionalis Sebagai Kunci

13 Feb 2023 : 00.04 Views 1

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Yusril Ihza Mahendra Tegaskan Pentingnya Stabilitas Politik, Sebut Bersatunya Golongan Islam dan Nasionalis Sebagai Kunci

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra menyampaikan betapa pentingnya stabilitas politik nasional untuk Indonesia.

Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang majemuk, hanya bisa mempertahankan keutuhan bangsa dan negara ketika stabilitas politik nasional terjaga.

“Stabilitas nasional itu juga merupakan syarat utama untuk melakukan pembangunan ekonomi, menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya untuk kepentingan rakyat,” ungkapnya, dikutip fajar.co.id dari cuitannya di Twitter, Minggu (12/2/2023).

Eks Menteri Sekretaris Negara ini menuturkan, kunci dari stabilitas politik itu, yakni ketika Golongan Nasionalis dan Golongan Islam bisa bersatu.

“Stabilitas politik itu hanya akan tercipta jika dua kekuatan politik nasional bersatu dan bekerjasama dengan erat, yakni Golongan Nasionalis dan Golongan Islam,” tuturnya.

“Tidak mungkin hanya yang satu berkuasa, yang lain dipinggirkan. Sampai kapanpun, dua golongan ini tetap ada,” jelasnya.

Siapapun yang memimpin Indonesia, secara spesifik mestinya mengadari, betapa pluralnya negeri ini. Keberagaman etnik, agama, adat dan budaya.

“Indonesia bukan Eropa atau Amerika. Bukan Cina bukan pula Arab. Jangan impor mentah2 apa yang ada di negara-lain karena Indonesia ini, peta kekuatan politiknya, kemajemukan etnik, budaya dan agama serta geografi yang kompleks tidak ada di negara manapun di dunia ini,” terangnya.

Indonesia, menurutnya perlu dipimpin sosok yang paham dengan kekhususan itu. Figur yang bisa mengkonversi kemajemukan menjadi sebuah kekuatan.

“Resep utama mengatasi kekhususan Indonesia itu adalah membangun kesadaran dan rasa percaya diri rakyat kita sendiri. Jangan mudah terpukau pada kemajuan bangsa lain dan kemudian merasa rendah diri dan tak percaya diri. Apa saja yang ada pada bangsa ini semua dipandang jelek,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)

Sentimen: positif (66.3%)