POJOKSATU.id, JAKARTA – Keluarga Brigadir Joshua Hutabarat melalui pengacaranya Martin Simanjuntak meminta istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, divonis 20 tahun penjara.

Dalam sidang pembacaan vonis besok atau Senin (13/2), keluarga Brigadir Joshua Hutabarat minta hukuman Putri Candrawathi harusnya 20 tahun penjara dan 8 tahun adalah tidak layak.

Sambo dan Putri Candrawathi akan menjalani Sidang putusan Vonis yang akan digelar Pengadilan Negeri, Jakarta Selatan, Senin 13 Februari 2023.

Diketahui, Sambo telah dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan hukuman penjara selama seumur hidup karena terbukti sebagai otak pembunuhan berencana Brigadir Joshua Hutabarat di bekas rumah dinasnya di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Sedangkan Putri Candrawathi telah dituntut oleh JPU dengan hukuman penjara selama 8 tahun penjara karena terbukti sudah melakukan perencanaan pembunuhan terhadap Brigadir Joshua.

-

Mantan Hakim Agung Djoko Nilai Hukuman Sambo Bisa Berubah dari Seumur Hidup Jadi Mati

Sidang putusan vonis yang akan dijalani oleh Ferdy Sambo serta Putri Candrawathi yang rencananya digelar besok di mana terdapat beberapa haparan keluarga Brigadir J.

Kuasa hukum keluarga Brigadir Yosua, Martin Simanjuntak, berharap majelis hakim bisa menjatuhkan vonis maksimal kepada mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Menurut Martin, Sambo merupakan otak dari pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Ia meminta kepada majelis hakim untuk berani memutuskan ancaman pidana maksimal kepada Sambo sesuai dengan tuntutan Jaksa, minimal penjara semur hidup.

-

Brigadir Joshua Ternyata Sempat Melawan Sambo, Ricky Rizal : Mundur Tidak Mau Jongkok

“Oleh karena itu, kami meminta, khusus Ferdy Sambo, hakim dapat berani dengan putusan ancam pidana maksimal sesuai dengan jaksa, yaitu seumur hidup,” ujar Martin Simanjuntak, dalam keterangannya, Sabtu 11 Februari 2023.

Kuasa Hukum keluarga Brigadir J juga meminta kepada majelis hakim untuk memutuskan vonis untuk terdakwa Putri Candrawathi minimal dua kali lipat dari tuntutan JPU ataupun 20 tahun penjara.

Menurutnya, tuntutan hukuman 8 tahun untuk Putri Candrawathi tidak layak.

“Menurut kami, perwakilan dari keluarga korban, tak layak delapan tahun, layaknya 20 tahun atau minimal dua kali lipat dari tuntutan jaksa,” tegas Martin.

Martin mengatakan, dalam kesimpulan Jaksa terdakwa Putri Candrawathi sudah berbohong telah menjadi korban pemerkosaan atau pelecehan seksual.

Putri Candrawathi bersikeras diduga telah diperkosa oleh Yosua itu bohong karena tidak ada fakta di persidangan.

“Putri dalam kesimpulan jaksa, juga sebagai pemicu tindak pidana, karena menyampaikan informasi bohong, menyampaikan info diperkosa,” kata Martin.

Mengenai perselingkuhan antara Yosua Hutabarat dengan Putri Candrawathi yang ada di tuntutan Jaksa, Bahwa mengenai perselingkuhan itu sudah dibantah oleh keluarga Yosua.

“Padahal menurut Jaksa berselingkuh dan itu sudah dibantah oleh keluarga korban,” ujar Martin Simanjuntak. (ikror/pojoksatu)