Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta
Tokoh Terkait
Ahmad Yani Basuki
Integrasi UMKM | KRJOGJA
Krjogja.com Jenis Media: News
Dr. Suparmono, M.Si. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN Yogyakarta, Peneliti Senior Sinergi Consulting Grup, dan Pengurus ISEI Yogyakarta.
Krjogja.com - MEMBAIKNYA fundamental ekonomi Indonesia ditengah volatilitas global, meningkatkan optimisme pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Indeks keyakinan konsumen terhadap perekonomian naik tajam menjadi 123,0 di januari 2023 dari 119.9 dibulan sebelumnya. Ekonomi tumbuh 5,31 persen di tahun 2022, naik tajam dari tahun 2021sebesar 3,70 persen. Sumber pertumbuhan ekonomi ditopang sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, dan sektor transportasi dan pergudangan.
Ketiga sektor ini merupakan sektor yang berpotensi untuk meningkatkan nilai tambah dan menciptakan multiplier effect pada sektor lain, termasuk di dalamnya usaha mikro, kecil, dan menengah. Tantangannya adalah bahwa pemerataan ekonomi secara spasial masih timpang antar pulau di Indonesia. Dilihat dari pembentukan PDRB, kontribusi masih terpusat dipulau jawa sebesar 56.48 persen, sedangkan 43,52 persen berasal dari seluruh provinsi di luar Jawa.
Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan total pelaku UMKM di Indonesia 64.199.606 unit usaha atau sebesar 99,99% dari total pelaku usaha. Dari sisi serapan tenaga kerja, UMKM menyerap sebesar 116.978.631 orang atau sebesar 97% dari total tenaga kerja di Indonesia. Sementara berdasarkan kontribusinya terhadap perekonomian (PDB atas dasar harga konstan), UMKM di Indonesia menyumbang sebesar 57,24% total PDB di Indonesia.
Namun demikian, UMKM merupakan usaha yang paling terdampak akibat pandemi yang melanda hampir dua tahun belakangan. Dampak tersebut dirasakan pada berbagai aspek, terutama permodalan, jaringan pemasaran, kontinyuitas produksi, kepemilikan sumber daya manusia, sampai dengan kemampuan mempertahankan usaha. Hal ini tentunya harus menjadi fokus pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional.
Selama ini penganganan dan pengembangan UMKM dilakukan secara spasial dan spontan. Penanganan permasalahan dan konsep pengembangan tidak dilakukan secara terintegrasi. Pendampingan dan pemberian bantuan tidak berbasis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi. Lebih miris lagi, pengampu kepentingan, baik ditingkat pusat maupun di daerah tidak secara pasti mampu melakukan profiling UMKM secara tepat sehingga kebijakan yang diterapkan pun tidak benar-benar menyentuh akar permasalahan yang berujung pada pengembangan dan daya saing.
Tidak sedikit cerita sukses integrasi UMKM, baik integrasi rantai industri dapat meningkatkan kapasitas usaha dan mempertinggi daya saing. Ambillah contoh desa wisata Panglipuran di Bali. Pelibatan SDM lokal yang dibekali dengan hospitality dan profesionalisme lokal membuat pengunjung merasa nyaman. Atraksi budaya yang disuguhkan dilengkapi dengan produk usaha mikro dan kecil berupa kerajinan kayu, bambu, rangkaian bunga, dan kreativitas janur. Belum lagi usaha lokal berupa makanan tradisional yang disajikan secara menarik mampu memberdayakan masyarakat lokal dan meningkatkan kapasitas usaha yang berujung pada peningkatan pendapatan.
Integrasi rantai industri dilakukan dengan jalinan Kerjasama dengan usaha penyewaan kendaraan wisata, petani bambu, usaha pengolahan dan sajian kopi lokal, sampai dengan usaha galeri seni yang kesemuanya bergerak Bersama membentuk integrasi yang saling menguntungkan.
Integrasi ini makin mantab berkembang setelah mendapat sentuhan dari pihak ketiga, baik dalam bentuk peningkatan kapasitas maupun bantuan teknis lain yang dibutuhkan. Peran Bank Indonesia kantor wilayah, perguruan tinggi, penggiat wisata, Otoritas Jasa Keuangan, dan perusahaan swasta sebagai mitra akan mempercepat integrasi dan peningkatan daya saing dan nilai tambah.
Integrasi rantai industri untuk UMKM ini dapat menjadi pola yang dapat dikembangkan dengan menambahkan unsur kreativitas dan inovasi yang disesuaikan dengan daya dukung lokal dan keunikan yang bisa diangkat dari tiap UMKM di tiap daerah di Indonesia. Disinilah peran kementerian pariwisata dan ekonomi Kreatif, Dinas Koperasi dan UMKM, serta instansi pemerintah lain diperlukan dalam memajukan dan mengembangkan UMKM di Indonesia. (Dr. Suparmono, M.Si. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Pengurus ISEI Yogyakarta, dan Peneliti Senior Sinergi Consulting Group)
Sentimen: positif (100%)