Sentimen
Tokoh Terkait
CEK FAKTA: Surya Paloh dan NasDem Akhirnya 'Ditendang' dari Koalisi Jokowi, Benarkah?
Suara.com Jenis Media: News
Suara.com - Nasib Partai NasDem di koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo terus menjadi sorotan. Pasalnya beredar isu partai yang diketuai Surya Paloh itu akan dikeluarkan dari koalisi pasca mendeklarasikan Anies Baswedan menjadi Bakal Calon Presiden 2024.
Isu Partai NasDem "didepak" makin santer dibicarakan setelah beredar sebuah video unggahan salah satu akun Facebook pada tanggal 6 Desember 2022.
Video berdurasi 10 menit 32 detik itu beredar dengan narasi Partai NasDem resmi dicopot dari koalisi Jokowi. Video tersebut tampak telah disaksikan lebih dari 343 ribu kali dan menuai ribuan tanda suka.
Presiden RI Jokowi bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. (Biro Pers Sekretariat Presiden)"(Di C0pot Secara T1dak Hormat') Keputusan Final Jokowi ke Surya Paloh Begini," begitulah judul unggahan akun Facebook bernama "Mahkota" tersebut, dikutip pada Sabtu (17/12/2022).
Baca Juga: Main Bareng di Mal, Nahyan Tukar Senjata dengan Jokowi Bikin Netizen Gemas
"Breaking News.!! Resmi Di Copot Dari Kualis! Keputusan Jokowi Mengerikan Siang Ini," tulis pemilik video di thumbnail-nya.
Tampak pula foto Jokowi sedang mengawasi sekelompok polisi yang mengelilingi Paloh yang terlihat memakai pakaian biru, warna yang khas dengan partainya tersebut.
Seperti apa kebenaran video tersebut?
PENJELASAN
Berdasarkan penelusuran, video tersebut memuat konten yang tidak sesuai dengan narasinya.
Baca Juga: Ini Jawaban Anies Baswedan saat Ditanya Soal Ganjar, Prabowo hingga Jokowi
Justru video itu membahas isu keretakan hubungan Jokowi dan Paloh yang belakangan menuai sorotan publik. Lalu video juga mengungkit pernyataan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, yang diduga menyindir Partai NasDem.
Saat itu Hasto diketahui menyinggung soal bagian dari koalisi yang membangun kekuatan dengan para oposisi pemerintah, dalam hal ini diduga sebagai Partai NasDem yang akan membentuk Koalisi Perubahan dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (Suara.com/Novian)Lalu video juga menyertakan narasi mengenai perangai Jokowi dan Paloh yang berpotensi akan saling balas serangan politik.
Namun sampai akhir video tidak ada informasi mengenai pencopotan Paloh dan Partai NasDem dari koalisi Jokowi.
Hingga kini Partai NasDem masih menjadi bagian koalisi Jokowi. Tidak ada informasi kredibel mengenai keluar atau dikeluarkannya Partai NasDem dari Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Jokowi.
Partai NasDem sendiri sudah menegaskan komitmen mereka untuk mendukung Jokowi hingga akhir masa pemerintahan tahun 2024 mendatang.
Apalagi saat ini masih ada 3 kadernya yang menjabat sebagai menteri Jokowi, yakni Menkominfo Johnny G Plate, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar.
KESIMPULAN
Surya Paloh tampak ditolak berpelukan oleh Presiden Jokowi dalam HUT ke-58 Partai Golkar. (Twitter)Berdasarkan paparan di atas, bisa disimpulkan bahwa kabar pencopotan tidak hormat Partai NasDem dari koalisi Jokowi adalah informasi yang tidak tepat.
Tidak ada informasi kredibel mengenai keluar atau dikeluarkannya Partai NasDem dari koalisi pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin.
Partai NasDem sendiri sudah berkomitmen mendukung Jokowi hingga tahun 2024 mendatang, walau sekarang sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bacapres.
Dengan demikian, video viral Facebook itu bisa dikategorikan sebagai hoaks.
Catatan Redaksi:
Artikel ini merupakan bagian dari konten Cek Fakta Suara.com. Dibuat seakurat mungkin dengan sumber sejelas mungkin, namun tidak mesti menjadi rujukan kebenaran yang sesungguhnya (karena masih ada potensi salah informasi). Lebih lengkap mengenai konten Cek Fakta bisa dibaca di laman ini. Pembaca (publik) juga dipersilakan memberi komentar/kritik, baik melalui kolom komentar di setiap konten terkait, mengontak Redaksi Suara.com, atau menyampaikan isu/klaim yang butuh diverifikasi atau diperiksa faktanya melalui email [email protected]
Sentimen: negatif (66.7%)