Sentimen
Negatif (99%)
9 Feb 2023 : 07.38
Informasi Tambahan

BUMN: BTN

Event: vaksinasi

Kab/Kota: bandung

Kasus: covid-19

Menkes Sebut Tahun Ini Mungkin Lepas Status Pandemi

9 Feb 2023 : 07.38 Views 2

Republika.co.id Republika.co.id Jenis Media: Nasional

Menkes Sebut Tahun Ini Mungkin Lepas Status Pandemi

JAKARTA – Status pandemi Covid-19 hingga saat ini belum juga dicabut meski kasus harian dan angka kematian sudah relatif rendah. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah telah menyiapkan strategi dalam masa peralihan status pandemi Covid-19 menjadi endemi.

“Tahun ini adalah tahun di mana kita akan geser dari pandemi menjadi endemi, kita sudah punya frame work-nya. Kita sudah bicara juga dengan WHO dan WHO sudah bilang bahwa mereka juga akan me-review,” ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (8/2).

Menkes Budi mengaku telah berkonsultasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beberapa hari lalu. WHO disebut akan memantau data terkait orang yang masuk ke rumah sakit dan meninggal akibat Covid-19. Jika dampak masuk rumah sakit dan kematiannya akibat Covid-19 sudah sama dengan penyakit seperti tuberkulosis, dengue, TBC, malaria, atau influenza, Covid-19 akan dilihat sebagai infeksi normal.

“Jadi, ukurannya kemarin waktu kita diskusi dengan WHO adalah melihat dari dampaknya yang masuk rumah sakit, yang masuk ICU, dan yang wafat. Kalau angka yang masuk rumah sakit, yang masuk ICU, dan wafat sudah sama dengan penyakit lain seperti influenza, demam berdarah, tuberkulosis,” ujar dia.

Pemerintah sendiri telah mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Setelah pencabutan tersebut, setidaknya ada dua strategi pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.

fPertama adalah penggunaan teknologi genome sequencing untuk mengetahui adanya varian baru Covid-19. Sebab, naiknya kasus terkonfirmasi positif bukan disebabkan oleh mobilitas massa, melainkan karena hadirnya varian-varian baru Covid-19.

“Dengan mekanisme ini, salah satu strategi utama penanganan pandemi di mana kita tahu jenis musuh kita, siapa dia, dan ada di mana, kita bisa melakukan respons yang tepat,” ujar Budi.

Indonesia sendiri telah memiliki 50 alat genome sequence yang tersebar di seluruh wilayah. Tujuannya agar Kemenkes dapat segera merespons, jika kembali ditemukannya varian baru Covid-19 yang masuk ke dalam negeri.

Strategi kedua adalah peningkatan dan penguatan daya tahan tubuh masyarakat Indonesia. Menurut dia, secara ilmiah pandemi bisa dikatakan terkendali apabila reproduction rate atau laju penularannya di bawah 1.

Rendahnya laju penularan Covid-19 disebabkan oleh semakin kuatnya antibodi dan imunitas masyarakat terhadap virus tersebut. Adapun penguatannya dapat dilakukan lewat vaksinasi dan kekebalan alami.

Menkes mengatakan, pada Juli 2022, antibodi masyarakat naik dari 88 persen menjadi 98 persen. Artinya, sebanyak 98 persen populasi di Indonesia sudah memiliki antibodi. Level kadarnya pun juga naik ke 2.000. Sementara pada Januari 2023, naik lagi menjadi 99 persen dengan kadar antibodi 3.200.

“Nah, ini yang sebenarnya menyebabkan kenapa tidak terjadi lonjakan kasus, walaupun ada varian baru. Karena daya tahan dari masyarakat kita, imunitas dari masyarakat kita, kadar antibodi dari masyarakat kita relatif tinggi,” ujarnya.

Menkes menambahkan, kesimpulan berbasis sains menunjukkan, setiap kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi di Tanah Air disebabkan adanya varian baru, bukan karena mobilitas atau ada acara besar. Kasus dengan lonjakan tinggi dengan angka kematian yang cukup tinggi terjadi pada 2021 karena adanya varian baru yang disebut delta. Hal yang sama juga terjadi saat varian omikron masuk ke Indonesia, yang berimbas kepada naiknya kasus Covid-19.

Menurut dia, upaya untuk mengendalikan Covid-19 saat awal masuk ke Indonesia tidak mudah dilakukan. Sebab tak satu pun negara di dunia yang memiliki pengalaman untuk menghadapi pandemi. “Mau belajar ke siapa?  Nggak ada, pakemnya seperti apa nggak ada, standarnya seperti apa nggak ada,” ujarnya.

Karena itu, Presiden Jokowi mengajak seluruh pihak untuk tetap bersyukur pandemi bisa terlewati tanpa diberlakukannya lockdown atau karantina wilayah. Padahal saat itu banyak masyarakat menengah ke atas dan juga para menteri yang meminta agar diberlakukan lockdown.

“Itu dulu kalau kita survei satu ruangan saat awal-awal pandemi pasti 90 persen minta lockdown semuanya. Utamanya yang menengah atas. Mintanya pasti lockdown. Menteri juga sama 80 persen (minta) lockdown, ‘Pak Presiden, lockdown Pak,” ujar Jokowi.

 

Daya tahan dari masyarakat kita, imunitas dari masyarakat kita, kadar antibodi dari masyarakat kita relatif tinggi.

BUDI GUNADI SADIKIN, Menteri Kesehatan

 

Penyebaran Covid-19 di Kota Bandung terjadi penurunan signifikan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung melaporkan, hingga Ahad (6/2) kasus aktif tersisa saat ini tinggal 64 orang, dengan kasus harian hanya mencapai lima kasus. Kepala Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian mengatakan, tren laju kasus konfirmasi aktif dibandingkan dua pekan sebelumnya menurun dari 12,6 orang per hari menjadi 8,1 per hari.

Anhar melanjutkan, keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 mencapai 5,86 persen atau 28 tempat tidur dari total 478 tempat tidur. Saat ini di sejumlah rumah sakit masih tersedia 450 tempat tidur. “Zona risiko Kota Bandung risiko rendah,” ujar dia.

Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengajak masyarakat untuk melakukan booster kedua atau dosis keempat. Sebab saat ini minat masyarakat untuk melakukan vaksin booster dua tergolong rendah. “Kelihatannya orang saat ini sudah agak abai dengan Covid-19 karena merasa pandemi ini sudah menjadi endemi. Mereka merasa tidak perlu ada lagi kewajiban dalam melakukan vaksin,” kata Yana.

").attr({ type: 'text/javascript', src: 'https://platform.twitter.com/widgets.js' }).prependTo("head"); if ($(".instagram-media").length > 0) $("").attr({ type: 'text/javascript', src: 'https://www.tiktok.com/embed.js' }).prependTo("head"); $(document).on("click", ".ajaxContent", function(t) { var e; t.preventDefault(); Pace.restart(); var a = $(this).attr("href"); var b = $(this).attr("data-id"); $(".btn-selengkapnya-news").show(); $(".othersImage").addClass("hide"); $(this).hide(); $("." + b).removeClass("hide"); return e ? (Pace.stop(), document.getElementById("confirm_link").setAttribute("href", a), $("#modal_confirm").modal()) : ($("*").modal("hide"), void $.get(a, function(t) { $("#" + b).html(t.html); console.log("#" + b); }).done(function() { $(".collapse").fadeOut(); $("#" + b).fadeIn(); }).fail(function() { $("#modal_alert .modal-body").html(fail_alert), $("#modal_alert").appendTo("body").modal() })) }); $(".body-video").on('loadedmetadata', function() { if (this.videoWidth < this.videoHeight) this.height = 640; this.muted = true; //console.log(this.videoHeight); } ); window.onload = function() { var videos = document.getElementsByTagName("video"), fraction = 0.8; function checkScroll() { if (videos.length > 0) { for (var i = 0; i < videos.length; i++) { var video = videos[i]; var x = video.offsetLeft, y = video.offsetTop, w = video.offsetWidth, h = video.offsetHeight, r = x + w, b = y + h, visibleX, visibleY, visible; visibleX = Math.max(0, Math.min(w, window.pageXOffset + window.innerWidth - x, r - window.pageXOffset)); visibleY = Math.max(0, Math.min(h, window.pageYOffset + window.innerHeight - y, b - window.pageYOffset)); visible = visibleX * visibleY / (w * h); if (visible > fraction) { video.play(); } else { video.pause(); } } } } window.addEventListener('scroll', checkScroll, false); window.addEventListener('resize', checkScroll, false); }; // window.fbAsyncInit = function() { // FB.init({ // appId: '700754587648257', // xfbml: true, // version: 'v14.0' // }); // }; // (function(d, s, id) { // var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0]; // if (d.getElementById(id)) { // return; // } // js = d.createElement(s); // js.id = id; // js.src = "https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js"; // fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs); // } // (document, 'script', 'facebook-jssdk')); // $(".share_it a,.share-open-fix li").on("click", function() { // url = window.location.href; // s = $(this).parents("div.blok_quot").children("div.blog-post-actions").children("div.pull-left").text().replace(/[^a-z0-9\s]/gi, '').replace(/[_\s]/g, '+'); // c = $(this).parents("div.blok_quot").children("div.quote-text").text().replace(/[^a-z0-9\s]/gi, '').replace(/[_\s]/g, '+'); // content = c + " - " + s; // if ($(this).children().hasClass("fa-facebook")) { // img = document.querySelector("meta[property='og:image']").getAttribute("content"); // FB.ui({ // method: 'share_open_graph', // action_type: 'og.shares', // action_properties: JSON.stringify({ // object: { // 'og:url': url, // 'og:title': "", // 'og:description': c, // 'og:og:image:width': '610', // 'og:image:height': '409', // 'og:image': img // } // }) // }); // console.log(img); // } else if ($(this).children().hasClass("fa-twitter")) { // window.open("https://twitter.com/intent/tweet?text=" + content + " " + url); // } else if ($(this).children().hasClass("fa-whatsapp")) { // window.open("https://api.whatsapp.com/send?utm_source=whatsapp&text=" + content + " " + url + "?utm_source=whatsapp"); // } // return false; // }); });

Sentimen: negatif (99.6%)