Sentimen
Tokoh Terkait
Soal Isu PKS Ajak Golkar Dukung Anies, Pengamat: Bakal Sulit Terwujud
Jitunews.com Jenis Media: Nasional
kunjungan PKS ke Partai Golkar menjadi kunjungan lanjutan anggota koalisi perubahan
JAKARTA, JITUNEWS.COM- Petinggi DPP PKS bakal bertemu Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto di DPP Golkar. Dari informasi yang beredar, PKS berencana mengajak Golkar mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024.
Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, menyatakan kunjungan PKS ke Partai Golkar menjadi kunjungan lanjutan anggota koalisi perubahan setelah NasDem beberapa waktu lalu datang ke DPP Partai Golkar.
Dia menilai koalisi perubahan yang diwakili oleh PKS sepertinya ingin menarik Golkar untuk bergabung dengan Koalisi Perubahan. Tawaran yang diberikan oleh Koalisi Perubahan untuk Golkar bisa jadi kursi cawapres. Dari figur yang berpotensi menjadi cawapres Anies Baswedan dari Partai Golkar, yaitu Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil.
Sebut Jateng Kunci Kemenangan, Syaikhu: Kader PKS Harus Sebarkan Pesan Kedamaian di Masyarakat
“Jika Golkar bergabung ke Koalisi Perubahan tentu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang sudah terbentuk bakal bubar. PPP dan PAN tentu punya rencana lain jika narasinya seperti itu. Tetapi, juga terbuka kemungkinan Koalisi Perubahan yang bergabung dengan KIB jika anggota koalisi perubahan sulit menemukan kesepakatan pendamping Anies. Jika skemanya seperti ini, tentu daya tawar Anies itu hanya sekadar cawapres”, ujar Arifki, Selasa (7/2/2023).
Golkar ini partainya dinamis. Ruang ini wajar saja dibaca oleh Koalisi Perubahan untuk menarik Golkar bergabung dengan Koalisi Perubahan. Jika mengikuti pola politik Golkar sejak Pilpres 2004 sampai dengan 2019. Faksi-faksi di internal Golkar itu tersebar dibeberapa kandidat capres.
"Siapapun yang menang sebagai capres, maka dengan mudah saja kelembagaan Golkar yang kalah di tarik masuk ke pemerintahan," kata Arifki.
Menurutnya KIB hingga saat ini belum menentukan capres dan cawapresnya untuk 2024. Ruang ini lebih terbuka didekati oleh koalisi lain atau partai yang maju tanpa harus berkoalisi dengan partai lain (PDI-P). Peluangnya koalisi lain atau PDI-P punya ruang negosiasi untuk mengusung capres dan cawapres 2024.
“Jika KIB bergabung dengan Koalisi Perubahan dan Koalisi Gerindra-PKB bergabung dengan PDI-P. Peluang paket capres di 2024 tentu mengarah ke dua pasang," kata Arifki.
"Skema ini tentu bakal sulit terwujud karena tarik menarik kepentingannya makin rumit, apalagi di tahun 2024 segalanya dimulai dari nol, banyak kemungkinan yang bakal mampu dibuat oleh masing-masing parpol. Menurut saya, tiga atau empat pasang lebih baik agar publik punya banyak pilihan dan meminimalisir polarisasi," pungkasnya.
Kampanye di Tempat Ibadah Sudah Terjadi, MPR: Bawaslu Harus TegasSentimen: positif (99.6%)