Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Yogyakarta
Tokoh Terkait
Umumkan Ramadan Lebih Awal, Muhammadiyah Antisipasi Perbedaan Jelang Tahun Politik
Gatra.com Jenis Media: Nasional
Yogyakarta, Gatra.com– Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan Ramadan dan Idulfitri 2023 lebih awal. Perbedaan terkait penetapan ini diharapkan jangan sampai memecah belah bangsa terutama menjelang tahun politik 2024.
Penyampaian maklumat penetapan Ramadan dan Idulfitri disampaikan langsung jajaran PP Muhammadiyah yang dipimpin Ketua Umum Haedar Nashir, Senin (6/2).
Dalam maklumat yang dibacakan Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti, PP Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1444 Hijriah jatuh pada Kamis Pon, 23 Maret 2023.
Kemudian 1 Syawal 1444 Hijriah pada Jumat Pahing, 21 April 2023, lalu 1 Zulhijah 1444 pada Senin Legi, 19 Juni 2023. Sedangkan Hari Arafah atau 9 Zulhijah 1444 pada Selasa Wage, 27 Juni 2023, dan perayaan Iduladha atau 10 Zulhijah pada Rabu Kliwon, 28 Juni 2023.
"Penetapan oleh PP Muhammadiyah ini berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah,” katanya.
Haedar mengakui ada kemungkinan munculnya perbedaan penentuan 1 Syawal atau Idulfitri karena metode yang digunakan. Namun sudah menjadi komitmen Muhammadiyah untuk menghargai dan menghormati dengan perbedaan jika itu terjadi.
“Lebih-lebih kami punya pengalaman berbeda dalam menentukan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah, sehingga perbedaan itu jangan dianggap sebagai sesuatu yang baru. Jangan sampai perbedaan ini melupakan aspek hakiki dalam beribadah dan mendekatkan diri dengan Allah SWT,” terangnya.
Haedar menegaskan bangsa Indonesia harus menjadikan agama sebagai energi kolektif dalam membangun fisik dan batin juga menjadi kekuatan transformasi dalam membangun kemajuan.
Menurutnya, perbedaan yang nanti muncul jangan sampai memunculkan tensi-tensi kontroversial dan kontraproduktif serta menghadirkan berbagai isu yang memecah belah bangsa ini.
“Lebih penting lagi ciptakan kondisi kondusif menjelang pemilu 2024. Ini agar bangsa ini meskipun memiliki perbedaan pilihan politik tetap menjadi kekuatan bersama. Kuncinya meredam pertentangan di elit politik, pemimpin partai, dan tokoh-tokoh masyarakat,” tutupnya.
23
Sentimen: positif (88.6%)