Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Tokoh Terkait
Miftachul Akhyar
Memasuki Abad Kedua, NU Perkuat Diri Bangun Peradaban
Mediaindonesia.com Jenis Media: Nasional
NAHDLATUL Ulama (NU) diharapkan kian digdaya di usia yang memasuki abad kedua. Di mana, NU harus mampu terus memperkuat diri.
Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengungkapkan itu dalam wawancara di program Primetime News Metro TV, Senin (6/2).
Menurut dia, pesan itu disampaikan oleh Rais Am PBNU Miftachul Akhyar dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Dalam 100 tahun pertama, kata Gus Ipul, NU berupaya untuk melayani umat dengan baik dalam urusan agama dan juga dalam lain-lain seperti masalah kemanusiaan.
Dan memasuki 100 tahun kedua, lanjut Gus Ipul, Gus Yahya di bawah arahan Rais Am telah memberikan tema kepengurusan lima tahun ini merawat jagat, membangun peradaban.
"Itu adalah gambaran apa yang akan kita tuju ke depan. Jagat harus kita rawat. Di mana jagat punya persolaan yang cukup serius yang tentu terkaitan dengan peradaban. Itulah yang akan dibawa oleh NU ke depan," kata dia.
Sehingga, imbuh dia, NU diharapkan lebih kuat dan kokoh untuk meneruskan yang telah diwariskan para pendiri, kiai, ulama, maupun ketua umum sebelumnya.
"Gus Yahya dalam beragam kesempatan juga mengatakan NU harus memperkuat ke dalam dengan memberikan penekanan dalam beberapa hal, misalnya lebih menguasai teknologi untuk kepentingan positif, memperkuat peran perempuan, dan yang lebih penting bisa berperan di dunia internasional," ungkap dia.
Baca juga: Ketum PBNU: Islam Mesti Hadir sebagai Solusi Peradaban
Dia menegaskan, NU di satu sisi akan terus mempertahankan nilai-nilai lama yang selama ini telah diwariskan oleh ulama dan kiai. Di sisi lain, NU menerima nilai baru yang lebih baik. "Ini yang menjadi pedoman ke depan. Kita menatap ke depan melalui inovasi yang dimungkinkan secara agama," kata dia.
Gus Ipul menambahkan, perjalanan panjang NU juga telah kian memadukan antara yang ada di struktur PBNU dan kultur. "Saya percaya, warga NU, ulama, dan kiai yang menjadi teladan mengerti persis bagaimana memainkan peran politik di tengah masyarakat."
Adapun terkait suasana menjelang tahun politik 2024, menurut Gus Ipul, tidak mengubah posisi NU. "Keutuhan bangsa menjadi salah satu yang utama bagi NU. Pemilu adalah sarana demokrasi yang seharusnya memperkuat persatuan kita," ungkapnya.
Sehingga, imbuh dia, PBNU menghindari penggunaan politik identitas atau upaya mengembangkan isu SARA yang amat sangat mengganggu kerukunan bangsa. "Itu perhatian utama NU."
NU, kata Gus Ipul, memiliki pengalaman panjang sebagai kekuatan pemersatu. Sehingga, ketika ada kandidat tentu ada beberapa pesan yang dititipkan ulama dan kiai. "Pesan para ulama dan kiai pasti terkait dengan menjaga agama dan keutuhan NKRI," katanya.
Dan pedoman berpolitik agar sesuai khitah NU, lanjutnya, sebenarnya sudah jelas bagi warga maupun pengurus NU. "Sepanjang tidak menggunakan atribut organisasi NU, tentu bisa dilakukan oleh siapapun. Tetapi, NU sebagai organisasi tidak akan terlibat dalam kegiatan dukung mendukung atau politik praktis. Makanya ada beberapa pengurus yang sudah diberi surat peringatan karena misalnya mengampanyekan calon presiden di kantor PBNU." (OL-4)
Sentimen: positif (98.1%)