Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UNAIR, Universitas Airlangga
Kab/Kota: Surabaya, Jember, Malang
Kasus: covid-19
Masyarakat Turut Andil dalam Pengembangan Vaksin INAVAC
Koran-Jakarta.com Jenis Media: Nasional
SURABAYA - Rektor Universitas Airlangga (Unair), Mohammmad Nasih, pada Jumat (3/2), mengatakan bahwa masyarakat turut berperan dalam pembuatan vaksin Covid-19, INAVAC, yang dikembangkan oleh tim peneliti Unair bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.
Menurut Nasih, sejak muncul tahun 2020, pandemi Covid-19 banyak meninggalkan cerita bagi masyarakat di dunia. Kesedihan karena harus banyak yang gugur, hingga kebahagian karena terciptanya banyak peluang serta akselerasi besar, salah satunya di dunia kesehatan.
"Dalam prosesnya, INAVAC tidak hanya ditelurkan oleh para peneliti dan ahli, melainkan banyak peran masyarakat didalamnya. Masyarakat yang senantiasa mendukung hingga mereka yang bersedia menjadi objek penelitian vaksin," ujar Nasih dalam kegiatan Apresiasi atas Kontribusi Mitra Rumah Sakit Site dalam Uji Klinis Pengembangan Vaksin Merah Putih (INAVAC)
"Sejak awal kami memang punya beberapa strategi berkaitan dengan pandemi ini. Dalam jangka pendek, sejak awal kami ikut menghasilkan box disinfektan, robot, dan bahan-bahan penunjang lainnya," tambahnya.
Baca Juga :
Kemenkes: 99 Persen Populasi Indonesia Punya Antibodi COVID-19Sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, Unair terus berusaha menjadi bagian dari lompatan kemajuan di bidang pendidikan maupun riset dan pengabdian masyarakat. Vaksin INAVAC menjadi salah satu bukti bukti lompatan kemajuan itu.
"Kami sangat berterimakasih atas seluruh ikhtiar yang menurut saya tidak kalah dengan semangat arek-arek Suroboyo tahun 1945. Semangatnya. Karena tantangannya memang agak berbeda," ucapnya.
Menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair itu, pandemi menjadi masa pengujian bagi para ilmuan dan nalar rasionalitas manusia. Kita diharuskan mengambil keputusan dengan landasan ilmu pengetahuan yang terukur. Hal tersebut terjadi karena musuh yang dihadapi merupakan musuh tak terlihat dan hanya mampu dibaca oleh perantara ilmu pengetahuan.
"Ini uji klinis, bukan penelitian ilmiah, sehingga kadang-kadang harus ada perbedaan antara penelitian ilmiah yang seluruh prosedur dan validitasnya harus seratus persen fix. Dibandingkan dengan uji klinis yang dalam tanda kutip barangkali dalam keaadan darurat," tutur dia.
Baca Juga :
Pelaku Industri Optimis Sektor Pariwisata Semakin MeningkatDalam kesempatan itu, Unair memberikan apresiasi penghargaan kepada beberapa pihak yang mendukung terciptanya vaksin INAVAC, di antaranya Gubernur Jawa Timur, Walikota Malang, Bupati Jember, RSUD Dr Soetomo, RSUD Syaiful Anwar Malang, RS Universitas Airlangga, RS Paru Jember, dan RS Soebandi Jember.
Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S
Sentimen: positif (100%)