Sentimen
Positif (96%)
3 Feb 2023 : 10.15
Informasi Tambahan

BUMN: PT Pertamina

Bukan Minyak, Ini Harta Karun Pertamina di Masa Depan

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

3 Feb 2023 : 10.15
Bukan Minyak, Ini Harta Karun Pertamina di Masa Depan

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengembangkan "harta karun" selain minyak bumi di masa transisi energi ini. Hal ini sebagai salah satu upaya mendukung Pemerintah Indonesia untuk mencapai netral karbon atau Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini menyebut, pihaknya akan mengembangkan gas alam cair atau LNG maupun panas bumi (geothermal) dalam proses transisi energi ini.

Seperti diketahui, "harta karun" panas bumi Indonesia merupakan terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.

-

-

"Kita punya LNG portfolio, kita punya geothermal yang bisa diolah menjadi green hydrogen, dari sisi upstream sendiri CO2-nya bisa di-capture bisa dijadikan sisi dan itu bisa di-monetize dan itu bisa bisnis tersendiri jadi carbon market, carbon trading," ungkapnya kepada CNBC Indonesia di sela B20 Summit 2022 di Bali beberapa waktu lalu, yang ditayangkan dalam acara Squawk Box, Jumat (18/11/2022).

Menurutnya, dengan sumber daya yang mendukung di Indonesia, maka pengembangan energi hijau dan juga pendanaan hijau akan terbuka lebar.

"Bagi kita, Pertamina salah satu saja, yang green investment terkait dengan renewable energy kita masih punya opsi-opsi lain yang bergerak kepada clean energy, salah satunya tadi, kita punya Subholding Gas, ini jadi transisi energi dalam konteks itu," jelasnya.

Oleh karena sumber daya yang mendukung, Emma menyebutkan bahwa Pertamina akan mengoptimalkan sumber yang ada, sehingga proses transisi energi bisa berjalan dengan maksimal.

"Kita berupaya dari apa yang kita punya, dari resources yang ada di Pertamina kita optimalkan, sambil kita melakukan transisi secara proper," ujarnya.

Adapun, dukungan pemerintah dalam membuat peraturan ekosistem yang baik juga dibutuhkan. Emma menyebutkan hal ini merupakan kunci utama untuk mengakselerasi investasi hijau di Indonesia.

"Salah satu key enabler-nya adalah policy ecosystem dari policy support dari pemerintah itu key untuk accelerate green investment terjadi," ucapnya.

Kemudian hal lain yang menjadi kunci, lanjut Emma, adalah insentif fiskal dari pemerintah. Selanjutnya, yang terakhir adalah kepastian dari suku bunga.

"Kedua dari insentif fiskal, dan yang ketiga ada kepastian dari sisi suku bunga. Nah ini yang ekosistem ini tiga syarat enabler yang membuat green investment ini terjadi. Akselerasi salah satunya adalah renewable energy bagaimana pricing closing seperti apa, bagaimana offtake mekanisme seperti apa, itu yang jadi key enabler," tuturnya.

Untuk diketahui, PT Pertamina (Persero) berhasil menggandeng perusahaan energi dan bahan kimia terbesar asal Arab Saudi, Saudi Aramco, dalam pengadaan proyek penyediaan hidrogen dan amonia. Bahkan, kerja sama tersebut membuka peluang untuk menilai kemungkinan kerja sama pengembangan amonia dan hidrogen bersih, termasuk potensi penangkapan, pemanfaatan, serta penyimpanan karbon (CCUS) pada lokasi yang disepakati.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

Hidrogen dan amonia ini nantinya akan dapat membantu menetralkan iklim di masa yang akan datang.

"Karena itulah Pertamina mengembangkan program dekarbonisasi melalui CCUS (Carbon Capture, Utilization & Storage). Hidrogen dan Amonia diharapkan memainkan peran kunci dalam ekonomi netral iklim di masa depan, memungkinkan pembangkit listrik bebas emisi, transportasi berat, pemanasan dan proses industri," jelasnya, dikutip dari keterangan resmi Pertamina, Selasa (15/11/2022).

Kerja sama ini disepakati melalui penandatanganan nota kesepahaman antar kedua perusahaan yang dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dan Senior Vice President Downstream Aramco Mohammed Y. Al Qahtani pada B20 Summit 2022 di Bali, Senin (14/11/2022).


[-]

-

Pengetatan Pasar LNG, Dunia Diprediksi Krisis Energi di 2023
(wia)

Sentimen: positif (96.9%)