Sentimen
Positif (80%)
2 Feb 2023 : 16.08
Informasi Tambahan

Institusi: UGM

Kab/Kota: Semarang, Kebumen, Purworejo, Solo, Magelang

Kasus: stunting, KKN

Tokoh Terkait

Gubernur Jateng Luncurkan Beras Fortifikasi untuk Tekan Stunting

2 Feb 2023 : 16.08 Views 17

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Gubernur Jateng Luncurkan Beras Fortifikasi untuk Tekan Stunting

Magelang: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meluncurkan beras fortifikasi atau beras bergizi yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Hal itu dalam rangka menekan angka stunting untuk menurunkan kemiskinan ekstrem. 
 
Ganjar meluncurkan beras fortifikasi saat memimpin rapat koordinasi percepatan pengentasan kemiskinan untuk wilayah Kabupaten Magelang, Purworejo dan Kebumen. Rapat tersebut diikuti jajaran dinas pemprov, pemkab, camat dan kades.
 
"Hari ini kita me-launching program asupan gizi dengan beras fortifikasi. Jadi satu sendok dari beras ini bisa dicampur dengan satu kilogram beras yabg kita konsumsi untuk ibu hami," ujar Ganjar usai memimpin rapat Balai Desa Donorojo, Kecamatan Mertoyudan, Magelang, Selasa, 31 Januari 2023.

-?

- - - -
Ganjar menjelaskan beras fortifikasi merupakan beras sehat yang telah diperkaya dengan vitamin dan mineral. Dalam beras itu telah terkandung Vitamin A, Vitamin E, Vitamin D, B1, B2, B3, B6, B9 (Asam Folat), B12, zat besi, protein, zinc, zat besi, yodium, dan kalsium. 
 
Pada 2021 berdasarkan data aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM), angka stunting di Magelang mengalami penurunan menjadi 14,76 persen dari tahun sebelumnya, dengan jumlah individu berisiko stunting sebanyak 32.451 jiwa.
 
Sementara Kabupaten Purworejo, individu berisiko stunting berjumlah 16.880 jiwa dan Kabupaten Kebumen sebanyak 7.447 jiwa. Jumlah tersebut masih terbilang tinggi dan terus ditekan oleh Ganjar.
Ganjar menerangkan beras fortifikasi akan diusulkan menjadi program bantuan tetap Pemprov Jawa Tengah untuk membantu asupan gizi sehat bagi ibu hamil. Sehingga bisa mempercepat penurunan kemiskinan ekstrem.
 
"Agar kita bisa terus memantau satu per satu mulai dari ibu hamil sampai nanti melahirkan, sehingga nanti kita pastikan tidak akan ada stunting di daerah-daerah," jelas Ganjar.
 
Untuk mengoptimalkan percepatan penurunan jumlah warga miskin ekstrem di Jawa Tengah, Ganjar juga menggandeng perguruan tinggi. Salah satunya adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) yang telah bekerja sama dengan Pemprov Jawa Tengah dalam pengembangan beras fortifikasi.
Selain itu, Ganjar menerangkan KKN tematik yang dilakukan juga masih terus berjalan. Para mahasiswa UGM yang melakukan KKN tematik terus melakukan monitoring dan pendampingan kepada ibu hamil dan balita terkait asupan gizi sehat, termasuk beras fortifikasi.
 
"Kita akan pantau terus, kita sudah kerja sama dengan UGM, nanti akan ada mahasiswa KKN masuk ke desa-desa untuk memantau rutin terus-menerus, sehingga KKN tematiknya bisa berjalan," ucap Ganjar.
 
Tak hanya UGM, ke depannya seluruh perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Jawa Tengah akan diminta untuk membantu percepatan penurunan angka kemiskinan ekstrem. Sehingga seluruh pihak dapat bekerja sama dan berkoordinasi secara optimal.
 
"Perguruan tinggi akan kita libatkan. Contohnya hari ini UGM, dan mungkin nanti yang di barat bisa Unsoed, UMP, sekitar Solo Raya mungkin bisa UNS dan UMS, Semarang Raya juga banyak sekali nanti bisa kita dorong untuk terlibat," kata Ganjar.
 

(LDS)

Sentimen: positif (80%)