Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Pasar Baru, Los Angeles
Jualan Madu, Pelaku UMKM asal Jambi Berhasil Tembus Pasar Ekspor
Indozone.id Jenis Media: News
INDOZONE.ID - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Provinsi Jambi berhasil menembus pasar eksport lewat program pendampingan dari pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
UMKM yang dimaksud adalah pelaku usaha madu asal Kota Jambi, yakni Madu CLB, yang berhasil memasarkan madu honeycomb ke Singapura.
Produsen madu yang awalnya hanya menjajal pasar lokal ini, kini menjadi salah satu produk ekspor percontohan di Jambi.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5,3%, Syaratnya Konsumsi Domestik Terjaga
"Kami berhasil mengirimkan 250 kilogram madu honeycomb setelah mendapatkan pendampingan dari Kantor Pelayanan Bea Cukai, yang menjalankan program Klinik Ekspor Bea Cukai Jambi," kata pemilik Madu CLB, Chandra Lela, dikutip Antara (1/2/2023).
Bea Cukai gencar mendampingi para pelaku usaha yang berpotensi ekspor di berbagai daerah melalui Program Klinik Ekspor.
Upaya tersebut ditujukan untuk membantu peningkatan nilai ekspor Indonesia yang sempat turun pada Oktober 2022. Diketahui dari data BPS, nilai ekspor Indonesia pada Oktober sebesar USD24,72, sedangkan pada bulan sebelumnya nilai ekspor Indonesia berjumlah USD24,77.
Melalui program tersebut, Chandra mendapat bantuan dalam pemenuhan syarat-syarat dokumen ekspor. Chandra pun jadi lebih percaya diri. Selain itu, pembeli produknya juga menjadi lebih yakin.
Baca Juga: Tahun 2022, Ekspor Pertanian Tumbuh 10,52 Persen
Sejauh ini bisnis Chandra terus berkembang sejak melakukan pengiriman pertama ke Negeri Singa pada November 2022. Setidaknya, ia menjual 100-200 bungkus madu honeycomb dengan berat total 200 kilogram ke mitra dagang.
Keberhasilan ini tak ayal membuat pelaku UMKM asli Jambi ini percaya diri untuk membuka pasar baru ke Korea Selatan, Los Angeles dan Jerman.
Untuk memulai ekspor, kata dia, tantangan yang harus dihadapi bukan lagi mengenai kualitas barang, melainkan kemampuan pelaku UMKM dalam memenuhi volume ekspor, sesuai keinginan pembeli.
Selain itu, tantangan berikutnya adalah kelengkapan dokumen karena setiap negara tujuan ekspor memiliki regulasi yang berbeda-beda.
"Apa yang distandarkan Singapura, berbeda dengan Korea Selatan," ujarnya.
Artikel Menarik Lainnya:Sentimen: positif (99.6%)