Sentimen
Negatif (94%)
1 Feb 2023 : 14.50
Informasi Tambahan

Event: Ramadhan

Tokoh Terkait

Mendag Beberkan Alasan Minyak Goreng Subsidi Langka di Pasaran dan Tak Sesuai HET: Banyak Digemari

1 Feb 2023 : 14.50 Views 1

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Mendag Beberkan Alasan Minyak Goreng Subsidi Langka di Pasaran dan Tak Sesuai HET: Banyak Digemari

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menjelaskan alasan minyak bersubsidi dengan merek MinyaKita mulai langka dan sulit didapatkan di pasaran. Menurutnya ada dua penyebabnya.

"MinyaKita ada dua sebab, harga tidak naik, tapi di pasar-pasar rakyat berkurang kiriminannya, karena MinyaKita ini sekarang menjadi merek yang digemari oleh setiap konsumen," kata Mendag Zulkifli Hasan di lingkungan istana kepresidenan Jakarta pada Senin.

MinyaKita merupakan merek minyak goreng yang diluncurkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada Juli 2022 untuk menekan harga minyak goreng yang tinggi.

"Dia (MinyaKita) tidak hanya di pasar tradisional tetapi MinyaKita ini sudah masuk ke pasar-pasar modern, ritel modern, semua orang sekarang sudah membeli MinyaKita, karena kualitas MinyaKita sama dengan merek premium," ungkap Zulkifli.

Baca Juga: Polda Metro Akui Kompol D Miliki Hubungan Spesial dengan Perempuan di Mobil Audi A6

Alasan lain adalah suplai minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) Indonesia digunakan untuk biodiesel B35.

"Kedua, kita kemarin menambah, B20 menjadi B35, B20 itu menyedot 2 juta CPO, untuk mengubah dari menjadi B20 itu (butuh) 9 juta, diubah menjadi B35 itu menjadi 3 juta, jadi perlunya 12 juta, menyedot lagi itu. Jadi ada dua sebab itu," kata Mendag.

Sehingga, pemerintah akan mengundang para produsen minyak untuk menaikkan suplai MinyaKita.

"Hampir 30 (pengusaha) yang datang yang tadinya suplai untuk MinyaKita itu 300 ribu ton per bulan, kita naikkan 50 persen tadi, semua sudah sepakat, tanda tangan dari hampir 30 (pengusaha) itu yang suplainya MinyaKita 300 ribu ton ditambah 50 persen menjadi 450 ribu ton per bulan," jelas Mendag.

"Mudah-mudahan dengan itu kita bisa membanjir kembali pasar-pasar tradisional atau pasar modern dengan curah atau minyak goreng merek MinyaKita," ujar Mendag Zulkifli.

Namun pihaknya belum mencium adanya oknum nakal dalam peredaran MinyaKita tersebut.

"Tidak ada (oknum) memang dulu kan minyak curah ada di pasar saja, sekarang ini tidak, pasar modern juga ada MinyaKita. Jadi tentu otomatis kalau di pasar modern banyak dimana-mana, banyak dipasarkan barangnya maka tambah suplainya dari 3 ribu ton menjadi 450 ribu ton per bulan. Mudah-mudahan itu pasar modern juga bisa sampai ke pasar-pasar yang tradisional," kata Mendag Zulkifli.

Pedagang Menjerit

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) meminta pemerintah untuk menindak minyak goreng subsidi yang langka dan harga tak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).

Baca Juga: Pedagang Menjerit Lihat Minyak Goreng Subsidi Langka dan Dijual Jauh dari HET

"Minyak goreng merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Saat ini minyak goreng subsidi di lapangan sudah mengalami kelangkaan. Kalaupun ada itu pun harganya sudah tidak sesuai HET, bahkan jauh dari batas HET, " kata Ketua Bidang Penguatan Usaha dan Investasi DPP IKAPPI Ahmad Choirul Furqon di Jakarta, Senin 30 Januari 2023.

Harga MinyaKita, lanjut Ahmad, tak sesuai dengan HET di sejumlah daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pada daerah tersebut, harganya sudah mencapai Rp16.000 dari HET Rp14.000.

Menurutnya, kelangkaan dan kenaikan harga MinyaKita sangat disayangkan mengingat sebentar lagi menuju bulan Ramadhan.

“Kami mendapat keluhan dari banyak pedagang pasar di berbagai wilayah. Seperti di sejumlah pasar, harga minyak goreng subsidi ini sudah mencapai Rp16.000, tentu ini sangat merugikan banyak pihak," ujarnya.

IKAPPI pun berharap Pemerintah segera mengatasi kondisi tersebut dan jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membuat harga minyak goreng ini tidak stabil.

"Jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membuat harga minyak goreng yang harusnya hak rakyat kecil malah bergejolak," ucapnya.***

Sentimen: negatif (94.1%)