Sentimen
1 Feb 2023 : 06.34
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta, Budapest
Tokoh Terkait
Andras Bojti
Andras Bojti Pematung Hongaria, Seniman yang Tak Mau Didikte
Krjogja.com Jenis Media: News
1 Feb 2023 : 06.34
Pematung Hongaria, Andras Bojti. (foto: istimewa)
Krjogja.com - YOGYA – “Saya selalu melibatkan pemirsa dan lingkungan sebagai bagian dari karya patung saya. Jika saya membuat permukaan reflektif pada patung, maka penonton yang berjalan di sekitarnya akan menjadi bagian dari patung saya”. Demikian pernyataan Andras Bojti, seniman patung dari Hongaria dalam diskusi seniman yang digelar di Posnya Seni Godod, Kamis (26/1/2023) petang. Lebih jauh lagi pematung dan desainer lanskap ini menegaskan, dalam urusan karya seni ia tidak mau didikte siapapun, baik pemerintah maupun sponsor. Dengan begitu ia bebas mengekspresikan ide-ide liar yang belum pernah dilakukan orang sebelumnya. Andras cenderung memilih kaca dan metal (stainless glass) sebagai media karena kemampunya merefleksikan objek di sekelilingnya. Pematung berusia 70 tahun ini tidak hanya menciptakan karya seni tiga dimensional semata, namun menambahkan dimensi-dimensi lain di luar karyanya. Cahaya, bayangan dan pantulan-pantulan benda adalah elemen-elemen pendukung yang sering dimanfaatkan Andras. Dalam pameran tunggalnya di Budapest (ibukota Hongaria), ia banyak bermain cahaya serta audio dan video yang disorotkan langsung ke karya patungnya. Pengunjung pameran yang bergerak dinamis akan terkena sorot cahaya lampu dan sekaligus merefleksi di patung, sehingga menjadi unsur pelengkap dari karya-karyanya. Andras menandaskan pentingnya seorang seniman untuk mengapresiasi karya-karya seni lainnya. Selain sebagai pematung, Andras juga fotografer, pembuat film pendek, perancang lingkungan, dan sering terlibat dalam proyek arsitektur. Terakhir Andras terlibat workshop internasional mengerjakan “patung apung” yang dapat mengambang di permukaan air. Patung atau tepatnya karya seni tiga dimensi itu terus bergerak dinamis, menciptakan refleksi di air yang bening, sehingga menciptakan kesan estetik yang tak terduga. Ditanya pendapatnya tentang lukisan Godod Sutejo yang sedang dipamerkan, Andras mengatakan, karya-karya Godod terkesan puitis, humanis, dan abstrak. Dikatakan abstrak karena Godod melukiskan figur-figur lukisan tidak secara realistis. Manusia digambarkan sangat kecil, sehingga pemirsa melihatnya sebagai irama titik, garis dan warna – bukan gambar manusia, tuturnya. Berbeda dengan Andras, dosen Seni Lukis ISI Yogyakarta Titoes Libert mengatakan, lukisan Godod tidak abstrak karena bisa dikenali bentuk dan karakter figurnya. Titoes mengatakan karya-karya Godod secara akademis sudah melewati proses panjang. "Ada distorsi, stilasi, dekorasi, dan impresi tentang subject matter yang dituangkan ke kanvas. Lukisan Godod memiliki semua gaya tadi, tetapi bukan abstrak," tandas Titoes. Diskusi seniman yang dipandu moderator dan translator Rakhmat Supriyono yang dikenal pula sebagai pelukis ini, digelar dalam rangka memperingati 70 tahun pelukis Godod Sutejo yang memamerkan 70 karya lukis selama 70 hari di galerinya, Suryodiningratan Mj II/641 Mantrijeron Yogyakarta, sejak 12 Januari hingga 23 Maret 2023. Kegiatan tersebut dihadiri para perupa, tokoh-tokoh teater, musik, dosen dan mahasiswa seni rupa. Terlihat hadir Meritz Hindra, Gentong HSA, Dian Anggraini, Sigit Sugito, Mahmoud Elqadrie, Titoes Libert, Ana Ratri, dan tokoh-tokoh seniman lainnya. (Obi)Sentimen: negatif (66.6%)