Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: BRI
Event: Ibadah Haji, Ramadhan
Kab/Kota: bandung, Bogor, Gunung
Tokoh Terkait
Lebih dari 100 Kasus Campak Rubella Terjadi di Kota Bogor, Ini Penyebabnya
Ayobogor.com Jenis Media: Regional
AYOBOGOR.COM -- Sebanyak 113 kasus suspek campak rubella terjadi di Kota Bogor sepanjang tahun 2022. Bahkan penyebaran penyakit tersebut sudah sampai ke tingkat kelurahan.
Setidaknya ada empat kelurahan ditemukan ada lebih dari 1 kasus positif yaitu Kelurahan Gunung Batu sebanyak 4 kasus, Loji 3 kasus, Pasir Jaya 3 kasus, dan Mulyaharja 3 kasus.
“Penemuan kasus suspek campak ruella berasal dari pelaksanaan kegiatan surveilans yang aktif dari Puskesmas dan RS dengan cara melaporkan setiap kasus dengan kriteria demam dan ruam,” kata Kepala Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno dilansir dari Suara.com, Selasa, 31 Januari 2023.
Baca Juga: Cara Pengajuan Pinjaman KUR BRI 2023 Secara Online: Cuma Gunakan Ponsel, Akses di Rumah, Cair Ratusan Juta
Sebenarnya, Kota Bogor telah melebihi target cakupan imunisasi campak 9-11 bulan yakni 96,56 persen. Adapun target yang ditetapkan sebesar 95 persen.
Namun Retno tak bisa menampik bahwa terdapat 40 kasus positif campak, 7 positif rubella, sedangkan 66 lainnya negatif.
“Sebanyak 40 data positif campak diatas tidak memenuhi kriteria KLB karena tidak memiliki hubungan secara epidemiologi (orang, tempat, dan waktu),” ujar Retno.
Jika dirunut berdasarkan kelurahan dan dikaitkan dengan data kasus positif campak terbesar dari 4 kelurahan tersebut, maka angka cakupan imunisasi campak 9-11 bulan di Kelurahan Gunung Batu 88,6 persen, Loji 101,6 persen, Pasir Jaya 95,6 persen, dan Mulyaharja 91,1 persen.
Baca Juga: Raperda Penyelenggaraan Ibadah Haji Kota Bogor Sedang Disusun, Apa Saja Isinya?
Cakupan imunisasi yang rendah di tahun-tahun sebelumnya juga dapat menjadi faktor pendukung terjadinya kasus campak rubella. Namun perlu penyelidikan epidemiologi lebih lanjut untuk penentuan faktor penyebabnya
“Dari data tersebut, rendahnya cakupan imunisasi menjadi faktor pendukung adanya kasus positif di suatu wilayah. Selain itu, faktor transmisi dari daerah perbatasan dengan kelurahan atau kabupaten atau kota yang terdampak,” kata Retno
Retno mengimbau puskesmas dan RS se-Kota Bogor untuk meningkatkan sistem kewaspadaan dini. Salah satunya dengan cara memperkuat kinerja surveilans campak melalui pemantauan wilayah setempat (PWS), pelaksanaan promosi kesehatan tentang bahan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak dan pemenuhan status imunisasi dasar lengkap di wilayah.
Baca Juga: Puasa Ramadhan Muhammadiyah 2023 Mulai Tanggal 23 Maret, Simak Selengkapnya!
Adapun awal tahun hingga 25 Januari 2023, Dinkes sudah mengirimkan 87 sampel kasus suspek campak ke Laboratorium Bio Farma Bandung. Sampai saat ini pihak Dinkes Kota Bogor masih menunggu keterangan hasil.
Sentimen: positif (99.9%)