Sentimen
Negatif (100%)
1 Feb 2023 : 02.01
Informasi Tambahan

BUMN: BTN

Kab/Kota: Malang, Yogyakarta

Tokoh Terkait

Modus Kejahatan Berjejaring Penculikan Anak

Republika.co.id Republika.co.id Jenis Media: Nasional

1 Feb 2023 : 02.01
Modus Kejahatan Berjejaring Penculikan Anak

JAKARTA – Upaya penculikan anak yang terjadi di beberapa daerah membuat khawatir semua orang tua. Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra menilai, kasus penculikan anak harus dilihat secara menyeluruh dari berbagai aspek, Sebab, dari setiap kasusnya, penculikan anak bukan kasus yang berdiri sendiri.

“Ada modus kejahatan berjejaring, agar pelaku tidak mudah diendus penegak hukum,” kata Jasra kepada Republika, Selasa (31/1).

Jasra menyebut, ada berbagai penyebab anak diculik dari laporan yang masuk ke KPAI. Di antaranya perebutan kuasa asuh anak yang melibatkan lapisan keluarga besar, alasan faktor ekonomi dengan berbagai sebab sehingga anak menjadi jaminan, menculik anak karena pusaran konflik orang dewasa, dibawa orang yang dikenal atau terdekat karena alasan tertentu.

“Bisa juga untuk kegiatan belas kasih seperti anak anak yang dibawa manusia gerobak dan mengemis,” ujar Jasra.

Jasra menekankan, penculikan anak membawa trauma panjang bagi orang-orang terdekat. Meski ada beberapa yang bisa kembali ke pelukan orang tuanya, dengan kondisi trauma yang panjang. “Ada juga situasi khusus yang harus dihadapi keluarga ketika anak-anak dikembalikan,” ujar Jasra.

Oleh karena itu, KPAI mengingatkan pentingnya lingkungan ramah anak yang menyertakan pengawasan bersama. Sebab, perlindungan anak dalam sebuah keluarga, lingkungan, dan masyarakat tidak bisa meninggalkan peran satu orang pun di sekitar anak. KPAI mengajak lebih banyak masyarakat memperhatikan kondisi anak dan lingkungannya.

“Sekecil apa pun peran masyarakat dalam ikut mengawasi bersama menjadi bagian dalam meningkatkan perlindungan anak dari lingkungan terdekat,” ujar Jasra.

KPAI juga mengusulkan seksi perlindungan anak di tingkat RT/RW. KPAI menekankan pentingnya keberadaan RT/RW untuk ikut membantu peran perlindungan anak di lingkungannya. “RT/RW juga memiliki peran menghidupkan peran pelopor dan pelapor karena ini faktor utama menghindari potensi penculikan sejak awal karena kita tahu anak-anak tidak bisa membela dirinya sendiri,” ujar Jasra.

Isu penculikan anak di Jakarta dan beberapa daerah yang beredar di media sosial telah meresahkan masyarakat. Dalam foto yang beredar di media sosial dinarasikan target korban penculikan merupakan anak-anak dengan rentang usia 1-12 tahun. Pihak kepolisian mengeklaim, pesan berantai isu penculikan anak itu kabar bohong atau hoaks.

Namun, di Yogyakarta hingga di Malang Jawa Timur, upaya penculikan memang benar-benar terjadi. Di Yogyakarta, orang tak dikenal disebut melakukan upaya penculikan terhadap anak sembilan tahun berinisial EHP.

Orang tua korban, Susi Kartiningsih (39), menyebut bahwa percobaan penculikan tersebut terjadi di depan rumahnya, sekitar pukul 14.00 WIB. Terduga korban diketahui berjumlah dua orang yang terdiri atas laki-laki dan perempuan, dengan mengendarai satu sepeda motor.

Saat itu, anaknya tengah bermain di depan rumah. Susi menyebut, salah satu terduga pelaku juga sempat mengejar korban yang baru duduk di kelas tiga SD tersebut hingga ke depan pintu rumah.

“Saking ketakutan, anak saya lari masuk rumah sambil ketakutan dan nangis, bilang ‘Uti-uti, ibu aku dikejar orang itu’. Panik masuk rumah, posisi sandal masih dipakai. Si pelaku perempuan tadi yang pakai jilbab warna pink, ngejar anak saya sampai depan rumah,” kata Susi kepada Republika.

Merasa tidak kenal, EHP pun tidak mau mendekat ke tempat terduga pelaku. Namun, salah satu terduga pelaku mencoba untuk mendekati korban, yang membuat korban langsung lari ketakutan. “Yang si laki-laki masih standby di atas motor. Berhubung neneknya kebetulan berada di luar rumah, jadi tahu orang yang mengejar anak saya dan (nenek korban) teriak memanggil bapak saya, kakeknya,” ujar Susi.

 

Pihak kepolisian mengeklaim, pesan berantai isu penculikan anak itu kabar bohong atau hoaks.

Bocah 9 tahun di Desa Baturetno, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, juga hampir menjadi korban penculikan. Anak berinsial VE ini harus mengalami kejadian tersebut pada Senin (30/1).

Kasi Humas Polres Malang IPTU Ahmad Taufik mengatakan, dugaan penculikan anak itu bermula setelah mendapat informasi pesan berantai melalui media sosial WhatsApp sekitar pukul 12.00 WIB. Petugas pun langsung mendatangi TKP dan mengumpulkan keterangan saksi-saksi yang mengetahui kejadian. “Dan sekarang masih penyelidikan,” kata Taufik.

Berdasarkan keterangan yang didapat, kejadian bermula ketika VE pulang dari sekolahnya sekitar pukul 10.00 WIB. Saat ini anak perempuan tersebut duduk di bangku SDN Baturetno 1 Dampit, Kabupaten Malang. Ketika dalam perjalanan pulang, ia dihampiri oleh seorang pria tidak dikenal. Pria tersebut memakai jaket kulit warna hitam dan mengendarai motor jenis matik. Lalu pria tersebut menawarinya untuk diantar pulang.

Merasa tidak kenal, VE pun tidak menggubris ajakan pria tersebut. Bahkan ketika dibujuk dengan selembar uang pecahan Rp 50 ribu, VE dengan tegas menolak. Karena takut, VE pun berlari menuju rumahnya. “Sesampainya di rumah, VE kemudian menceritakan kejadian kepada ibunya sambil menangis,” katanya.

Selanjutnya, kepolisian bersama perangkat desa dan pihak sekolah berupaya meningkatkan pengamanan. Salah satunya dengan memberikan imbauan kepada wali murid. Kemudian juga direncanakan akan mendirikan pos pantau di perbatasan desa. Taufik menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap kasus serupa.

").attr({ type: 'text/javascript', src: 'https://platform.twitter.com/widgets.js' }).prependTo("head"); if ($(".instagram-media").length > 0) $("").attr({ type: 'text/javascript', src: 'https://www.tiktok.com/embed.js' }).prependTo("head"); $(document).on("click", ".ajaxContent", function(t) { var e; t.preventDefault(); Pace.restart(); var a = $(this).attr("href"); var b = $(this).attr("data-id"); $(".btn-selengkapnya-news").show(); $(".othersImage").addClass("hide"); $(this).hide(); $("." + b).removeClass("hide"); return e ? (Pace.stop(), document.getElementById("confirm_link").setAttribute("href", a), $("#modal_confirm").modal()) : ($("*").modal("hide"), void $.get(a, function(t) { $("#" + b).html(t.html); console.log("#" + b); }).done(function() { $(".collapse").fadeOut(); $("#" + b).fadeIn(); }).fail(function() { $("#modal_alert .modal-body").html(fail_alert), $("#modal_alert").appendTo("body").modal() })) }); $(".body-video").on('loadedmetadata', function() { if (this.videoWidth < this.videoHeight) this.height = 640; this.muted = true; //console.log(this.videoHeight); } ); window.onload = function() { var videos = document.getElementsByTagName("video"), fraction = 0.8; function checkScroll() { if (videos.length > 0) { for (var i = 0; i < videos.length; i++) { var video = videos[i]; var x = video.offsetLeft, y = video.offsetTop, w = video.offsetWidth, h = video.offsetHeight, r = x + w, b = y + h, visibleX, visibleY, visible; visibleX = Math.max(0, Math.min(w, window.pageXOffset + window.innerWidth - x, r - window.pageXOffset)); visibleY = Math.max(0, Math.min(h, window.pageYOffset + window.innerHeight - y, b - window.pageYOffset)); visible = visibleX * visibleY / (w * h); if (visible > fraction) { video.play(); } else { video.pause(); } } } } window.addEventListener('scroll', checkScroll, false); window.addEventListener('resize', checkScroll, false); }; // window.fbAsyncInit = function() { // FB.init({ // appId: '700754587648257', // xfbml: true, // version: 'v14.0' // }); // }; // (function(d, s, id) { // var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0]; // if (d.getElementById(id)) { // return; // } // js = d.createElement(s); // js.id = id; // js.src = "https://connect.facebook.net/en_US/sdk.js"; // fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs); // } // (document, 'script', 'facebook-jssdk')); // $(".share_it a,.share-open-fix li").on("click", function() { // url = window.location.href; // s = $(this).parents("div.blok_quot").children("div.blog-post-actions").children("div.pull-left").text().replace(/[^a-z0-9\s]/gi, '').replace(/[_\s]/g, '+'); // c = $(this).parents("div.blok_quot").children("div.quote-text").text().replace(/[^a-z0-9\s]/gi, '').replace(/[_\s]/g, '+'); // content = c + " - " + s; // if ($(this).children().hasClass("fa-facebook")) { // img = document.querySelector("meta[property='og:image']").getAttribute("content"); // FB.ui({ // method: 'share_open_graph', // action_type: 'og.shares', // action_properties: JSON.stringify({ // object: { // 'og:url': url, // 'og:title': "", // 'og:description': c, // 'og:og:image:width': '610', // 'og:image:height': '409', // 'og:image': img // } // }) // }); // console.log(img); // } else if ($(this).children().hasClass("fa-twitter")) { // window.open("https://twitter.com/intent/tweet?text=" + content + " " + url); // } else if ($(this).children().hasClass("fa-whatsapp")) { // window.open("https://api.whatsapp.com/send?utm_source=whatsapp&text=" + content + " " + url + "?utm_source=whatsapp"); // } // return false; // }); });

Sentimen: negatif (100%)