Sentimen
Positif (88%)
30 Jan 2023 : 19.34
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang, Bogor, Klaten, Purbalingga, Sukoharjo, Demak, Sragen

Hevearita jadi wali kota perempuan pertama di Kota Semarang

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Politik

30 Jan 2023 : 19.34
Hevearita jadi wali kota perempuan pertama di Kota Semarang

Sumber foto: Joko Hendrianto/elshinta.com.

Elshinta.com - Hevearita Gunaryanti  Rahayu resmi menjadi Wali Kota Semarang untuk sisa masa jabatan 2021-2026. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melantik Hevearita di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Senin (30/1). Pelantikan dihadiri Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
 
Ganjar mengatakan, saat ini ada sembilan kepala daerah perempuan di Jawa Tengah. "Tujuh di antaranya kader dari PDI Perjuangan.Mereka adalah Bupati Purbalingga, Bupati Klaten, Bupati Sukoharjo, Bupati Demak, Bupati Grobogan, dan Bupati Sragen," katanya.
 
Spesial bagi Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita, karena menjadi walikota perempuan pertama dalam sejarah Pemerintahan Kota Semarang. Ganjar juga menambahkan Jawa Tengah jadi provinsi terbanyak se-Indonesia kepala daerah perempuan.
 
Ganjar membeberkan, PDI Perjuangan adalah partai yang melahirkan kepala daerah perempuan terbanyak. Dari 43 kepala daerah perempuan di seluruh Indonesia, 14 di antaranya adalah kader PDI Perjuangan. Jika ditambah dengan 9 wakil kepala daerah, maka PDI Perjuangan kini memiliki 25 pemimpin daerah perempuan.
 
“Inilah manifestasi spirit Marhaenisme dan Sarinah di era modern,” ucap Ganjar seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto.

Gubernur Jateng dua periode itu lantas mengutip pemikiran Bung Karno dalam buku Sarinah, yakni ‘Yang mula-mula induknya kultur, dialah pembangun kultur yang pertama. Dia dan bukan laki-laki. Dialah pembentuk pembangun peradaban manusia yang pertama’.
 
Dari situ, Ganjar teringat pada sosok Kunti dalam epos Mahabharata. Digambarkan, Kunti sebagai perempuan tidak asal 'nerima ing pandum', tapi juga sosok yang ‘nggetih’ berjuang untuk rakyatnya sekaligus guru yang membangun kultur serta adab bagi anak-anaknya.
 
“Kehebatan Kunti menitis pada para kepala daerah perempuan. Mereka bukan saja mampu menjadi pesaing serius dalam hal prestasi, beberapa di antaranya malah lebih berani dan progresif daripada kepala daerah laki-laki,” tuturnya.
 
Ganjar mencontohkan progresivitas Bupati Grobogan Sri Sumarni. Ia mengajukan pinjaman Rp115 miliar untuk percepatan pembangunan 19 kecamatan di Grobogan. Terobosan brilian ini mengatasi APBD Grobogan yang sangat kecil untuk biaya pembangunan.
 
Ada juga Sri Mulyani, Bupati Klaten yang menggandeng Badan Tenaga Nuklir Nasional untuk mengembangkan Padi Rojolele. Hingga melahirkan varietas Rojolele Srinar dan Rojolele Srinuk yang punya usia tanam lebih pendek dan tahan hama. Harganya pun lebih tinggi.
 
“Hebatnya kader-kader perempuan PDI Perjuangan ini bukan hasil sulapan. Mereka kader beneran, berjuang dari bawah, bukan hasil comotan dari kiri kanan. Kita meraihnya dengan perjuangan sangat panjang,” tegas Ganjar disambut riuh tepukan tangan para hadirin.
 
Capaian ini, lanjut Ganjar, tak lepas dari perjuangan Megawati mengawal lahirnya Undang-undang Penghapusan Kekerasan Rumah Tangga, Undang-undang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri, hingga Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
 
“Semua undang-undang itu lahir dalam rangka untuk menjaga harkat dan martabat perempuan. Termasuk pemantapan kaderisasi lewat program khusus pendidikan bagi kader perempuan. Waktu itu, kebetulan saya dapat tugas jadi pemateri dalam kursus kader perempuan di Ciawi Bogor,” katanya.
 
Pada kesempatan itu, Ganjar mengaku kehadiran Megawati memberikan semangat dan energi bagi para kader PDI Perjuangan di Jawa Tengah. Khususnya dalam hal bekerja melayani masyarakat.
 
“Keberadaan Ibu di tengah-tengah kami ini adalah suntikan energi luar biasa bagi kami untuk lebih bersemangat bekerja dalam melayani masyarakat,” kata Ganjar.

Adapun di Kota Semarang saat ini masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Ganjar menegaskan, siap menghasilkan kolaborasi solutif dengan Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang. 

Sentimen: positif (88.9%)