Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yerusalem
Kasus: Teroris, teror, penembakan
Tokoh Terkait
Imbas Serangan Penembakan Yerusalem, Israel Percepat Aplikasi Mudahkan Warga Bawa Senjata Api
Okezone.com Jenis Media: Nasional
ISRAEL - Kabinet keamanan Israel telah menyetujui langkah-langkah untuk memudahkan warga Israel membawa senjata setelah dua serangan terpisah oleh warga Palestina di Yerusalem selama dua hari terakhir.
Serangan itu terjadi setelah serangan tentara Israel di Tepi Barat yang diduduki menewaskan sembilan orang.
Langkah-langkah baru itu juga termasuk merampas hak tinggal anggota keluarga penyerang dan hak jaminan sosial.
BACA JUGA: Indonesia Kutuk Kekerasan Israel yang Tewaskan 9 Warga Palestina di Jenin
Kabinet penuh akan mempertimbangkan langkah-langkah itu pada Minggu (29/1/2023) waktu setempat.
BACA JUGA: Serangan di Sinagog Yerusalem Tewaskan 7 Orang, Hamas: Pembalasan Atas Kejahatan Israel
Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah menjanjikan tanggapan "kuat" dan "cepat" menjelang rapat kabinet keamanan.
Netanyahu menyerukan ketenangan dan mendesak warga untuk mengizinkan pasukan keamanan melakukan tugas mereka, sementara militer mengatakan pasukan tambahan akan dikerahkan di Tepi Barat yang diduduki.
"Saya menyerukan lagi kepada semua orang Israel - jangan main hakim sendiri," terangnya, dikutip BBC. Dia berterima kasih kepada beberapa pemimpin dunia - termasuk Presiden AS Joe Biden - atas dukungan mereka.
Baca Juga: Aksi Nyata 50 Tahun Hidupkan Inspirasi, Indomie Fasilitasi Perbaikan Sekolah untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News
Tentara Israel juga mengatakan akan memperkuat jumlah pasukan di Tepi Barat yang diduduki.
"Ketika warga sipil memiliki senjata, mereka dapat membela diri," kata Menteri Keamanan Nasional sayap kanan yang kontroversial, Itamar Ben-Gvir, kepada wartawan di luar rumah sakit Yerusalem, dikutip BBC.
Kabinet keamanan mengatakan langkah-langkah itu akan mencabut hak atas jaminan sosial keluarga teroris yang mendukung terorisme.
Proposal tersebut sejalan dengan proposal dari sekutu politik sayap kanan Netanyahu, yang mengizinkannya untuk kembali berkuasa bulan lalu.
Pengumuman itu muncul setelah polisi Israel mengatakan seorang anak laki-laki Palestina berusia 13 tahun berada di balik penembakan di lingkungan Silwan Yerusalem pada Sabtu (28/1/2023) yang menyebabkan seorang ayah dan anak Israel terluka parah.
Seorang juru bicara kepolisian Israel sebelumnya mengatakan penyerang menyergap lima orang saat mereka sedang salat, menyebabkan dua orang dalam "kondisi kritis". Anak berusia 13 tahun itu ditembak dan terluka oleh orang yang lewat dan ditahan di rumah sakit.
Dalam penembakan terpisah pada Jumat (27/1/2023) di sebuah sinagoga di Yerusalem Timur, tujuh orang tewas dan sedikitnya tiga lainnya terluka saat mereka berkumpul untuk berdoa pada awal Sabat Yahudi. Pria bersenjata itu ditembak mati di tempat kejadian.
Pria di balik serangan sinagoga hari Jumat diidentifikasi oleh media lokal sebagai warga Palestina dari Yerusalem Timur.
Polisi telah menangkap 42 orang terkait dengan serangan itu. Komisaris polisi Israel Kobi Shabtai menyebutnya sebagai salah satu serangan terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Kelompok militan Palestina memuji serangan itu, tetapi tidak mengatakan salah satu anggota mereka bertanggung jawab.
Seperti diketahui, ketegangan meningkat sejak sembilan warga Palestina - baik militan maupun warga sipil - tewas dalam serangan militer Israel di Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada Kamis (26/1/2023).
Serangan ini dibalas oleh tembakan roket ke Israel dari Gaza, yang ditanggapi Israel dengan serangan udara.
Sejak awal Januari lalu, 30 warga Palestina - baik militan maupun warga sipil - telah tewas di Tepi Barat.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menangguhkan pengaturan kerjasama keamanannya dengan Israel setelah serangan pada Kamis (26/1/2023) di Jenin.
Penembakan di sinagoge pada Jumat (27/1/2023) terjadi pada Hari Peringatan Holocaust, yang memperingati enam juta orang Yahudi dan korban lainnya yang terbunuh dalam Holocaust oleh rezim Nazi di Jerman.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan itu, mengatakan bahwa salah satu korbannya adalah seorang wanita Ukraina.
"Teror tidak boleh memiliki tempat di dunia saat ini - baik di Israel maupun Ukraina," katanya dalam tweet.
Sentimen: negatif (100%)