MOSKOW, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dinilai punya pengaruh besar di Kiev untuk menghentikan perang di Ukraina secepat mungkin. Sayangnya, Biden enggan mengambil peran itu, bahkan sebaliknya.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, dalam konferensi pers harian, Jumat (27/1/2023), seperti dikutip dari Reuters, mengatakan Biden justru membuat konflik semakin panjang dengan terus mengirim senjata ke Ukraina.  

"Sebagian besar kunci rezim Kiev berada di tangan Washington. Sekarang kita menyaksikan, pemimpin Gedung Putih saat ini tidak ingin menggunakan kunci tersebut. Sebaliknya, dia memilih cara untuk terus memompa senjata ke Ukraina," kata Peskov.

Teranyar, AS siap mengirim 50 tank temput M1 Abrams ke Ukraina. Tank Abrams itu masuk dalam paket bantuan militer terbaru dari AS yakni seukuran batalion atau terdiri atas 30 sampai 50 unit. 

Rencana itu disebut bagian dari kesepakatan lebih luas dengan Jerman. Sebelumnya Jerman berjanji memasok sejumlah kecil tank Leopard 2 ke Ukraina. 

Ukraina meminta setidaknya 300 tank tempur kepada negara-negara Barat. Jumlah itu dianggap ideal untuk mengubah kondisi perang dengan Rusia.

Namun pengiriman tank AS ke Ukraina diyakini tak akan terealisasi dalam waktu dekat. Juru Bicara Departemen Pertahanan AS (Pentagon) Pat Ryder mengatakan, tank Abrams merupakan kendaraan tempur rumit yang membutuhkan perawatan dan dukungan tepat. Tidak sembarangan orang bisa menggunakannya. Tentara Ukraina harus dilatih terlebih dulu untuk menggunakan dan merawatnya.

Editor : Anton Suhartono

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel: