Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: New York, Stockholm
Hati-hati! Remaja yang Kurang Tidur Berisiko Terkena Penyakit Berbahaya
Indozone.id Jenis Media: News
INDOZONE.ID - Sebuah studi baru menunjukkan, remaja yang kurang tidur berisiko terkena penyakit yang bisa mengancam jiwa, seperti gangguan saraf pada otak.
Dikutip dari New York Post, para peneliti Stockholm University di Swedia menemukan, remaja yang tidur kurang dari tujuh jam setiap malam memiliki kemungkinan 40 hingga 50 persen lebih besar mengalami multiple sclerosis (MS), gangguan saraf pada otak, mata dan tulang belakang.
Menurut national MS Society, MS adalah gangguan neurodegeneratif yang mempengaruhi lebih dari 2,3 juta orang di seluruh dunia.
Baca juga: Hati-hati Kalian yang Kurang Tidur Bisa Sebabkan Kontrol Emosi Otak Terganggu
Penyakit kronis ini ditandai dengan rusaknya lapisan saraf pelindung tubuh, yang disebut selubung myelin, dan bisa mengakibatkan peradangan dan rasa sakit yang parah.
Meskipun penyebab langsungnya tidak diketahui, namun faktor genetika, geografi, kekurangan vitamin D, merokok, obesitas dan infeksi terlibat dalam perkembangan MS.
"Kurang tidur dan kualitas tidur yang rendah selama masa remaja tampaknya meningkatkan risiko pengembangan MS," ungkap para ilmuwan dalam penelitian.
"Tidur retoratif yang cukup, diperlukan untuk fungsi kekebalan yang memadai, dengan demikian dapat menjadi faktor pencegahan lain terhadap MS," bebernya.
Ilustrasi remaja kurang tidur (Freepik/viktorgladkov)Berdasarkan data dari Epidemiologi Investigation of Multiple Sclerosis, ada 2.075 pasien MS yang terlibat dalam penelitian ini, bersama dengan 3.164 relawan tanpa MS sebagai kelompok kontrol.
Baca juga: Gen Z yang Hobi Begadang Wajib Tahu, Kurang Tidur Ternyata Bisa Bikin Buta
Peneliti dalam hal ini menyelidiki bagaimana kondisi remaja yang tidur lebih dari 7 jam semalam, dibanding dengan mereka yang jam tidurnya kurang.
Studi yang dimulai pada tahun 2004 menunjukkan bahwa, kurang tidur berkolerasi dengan peningkatan risiko MS. Peserta yang kualitas tidurnya rendah memiliki risiko 50 persen lebih tinggi terkena MS, daripada yang kualitas tidurnya tercukupi.
"Kurang tidur atau gangguan tidur biasa terjadi di kalangan remaja, yang sebagian dapat dijelaskan oleh perubahan fisiologis, psikologis, dan sosial," ungkap peneliti.
Artikel Menarik Lainnya:Sentimen: negatif (99.9%)