Koalisi Perubahan Dinilai Goyah, Pengamat: Demokrat-PKS Berpotensi Gabung KIB
Republika.co.id Jenis Media: Nasional
Kondisi politik Indonesia dinilai masih sangat dinamis.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pengamat Politik Universitas Padjajaran, Idil Akbar berpendapat, pertemuan NasDem bersama poros Gerindra-PKB tak cuma sekadar pertemuan politik biasa. Dia meyakini, keduanya melakukan penjajakan dan berkomunikasi tentang calon presiden.
Idil mengatakan, manuver NasDem tentu saja membuat dinamika internal Koalisi Perubahan bersama Demokrat dan PKS bergejolak. Hubungan antar ketiga parpol menjadi tidak baik usai pertemuan tersebut.
“Manuver NasDem saya membaca ini sebagai bagian dari upaya masih cawe-cawe, melihat kemungkinan komunikasi yang bisa dibangun dengan Gerindra-PKB untuk bersama dalam koalisi,” ujar Idil saat dihubungi, Jumat (27/1/2023).
Idil yakin, kunjungan NasDem ke markas Gerindra dan PKB tidak sebatas komunikasi. Meskipun di luar, kata dia, mereka mengatakan hanya sekadar safari politik biasa.
“PKS dan Demokrat bisa saja mempertanyakan itu kenapa perlu dilakukan kunjungan ke Gerindra dan PKB. Walaupun bisa saja alasannya hanya sekadar safari politik. Tapi saya pikirkan tidak mungkin tidak ada komunikasi kaitannya dengan pengusungan calon presiden,” ujar Idil.
Idil menambahkan, peluang Koalisi Perubahan bubar di tengah jalan bisa saja terjadi. Namun dia yakin, Demokrat dan PKS akan tetap bersama-sama karena sudah memiliki histori yang lama antarkedua parpol.
Dia mengatakan, sangat mungkin nantinya PKS dan Demokrat akan pindah perahu bersama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Menurut dia, hal itu masih bisa terjadi sebelum PDIP mengumumkan calon presiden yang akan diusung.
"Soal PKS-Demokrat akan merapat kemana apakah KIB atau Gerindra-PKB mungkin juga saya tidak mengatakan tidak mungkin. Dengan koalisi manapun bisa saja mereka gabung. Dengan KIB dengan Gerindra-PKB bisa saja,” kata Idil.
Yang jelas, katanya, Demokrat dan PKS harus mengusung calon presiden. Sebab, jika tidak mereka akan rugi karena tak mendapatkan coattail effect dari tokoh calon presiden yang akan diusung. Namun masalahnya, PKS dan Demokrat saja tak cukup untuk mengusung Capres.
Idil menggarisbawahi, saat ini kondisi politik masih sangat dinamis. Poros koalisi yang sudah mulai terkristal masih sangat bisa berubah. Terutama setelah PDIP mengunmumkan capresnya.
“Intinya semua parpol pada dasarnya wait and see terutama melihat siapa akan diusung PDIP sebagai capres.Menurut saya itu akan mengubah konstelasi politik pilpres, terhadap figur yang akan diusung oleh parpol sebagai carpres,” ujar dia.
Sentimen: positif (50%)