Sentimen
Positif (49%)
28 Jan 2023 : 01.47
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Solo

Partai Terkait

Penolakan Safari Politik Anies Dilakukan Kelompok yang Belum Matang Berdemokrasi

Mediaindonesia.com Mediaindonesia.com Jenis Media: Nasional

28 Jan 2023 : 01.47
Penolakan Safari Politik Anies Dilakukan Kelompok yang Belum Matang Berdemokrasi

SAFARI politik Anies Baswedan kerap diwarnai aksi penolakan dari sejumlah pihak. Baru-baru ini saat melakukan safari politik di Bandung, Jawa Barat hari Minggu (22/01) lalu, Anies Baswedan mendapatkan penolakan dari sekelompok masyarakat. Mereka mengklaim berasal dari organisasi bernama Gerakan Masyarakat dan Mahasiswa Bandung Lautan Api.

Penolakan tersebut sempat diwarnai aksi unjuk rasa. Mereka menganggap Anies Baswedan, bakal calon presiden yang diusung Partai NasDem, telah mencuri start kampanye pemilu 2024.

Pakar politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai masyarakat Indonesia masih belum siap berdemokrasi. Hal tersebut dikarenakan banyak kelompok-kelompok yang belum bisa menerima perbedaan.

"Demokrasi kita kan belum substansial juga, masih sekedar formalistik, demokrasi prosedural. Yang artinya apa? Secara demokrasi yang menerror dan mengancam safari Anies itu kan belum siap berbeda. Belum siap untuk menerima perbedaan," jelasnya kepada Media Indonesia Kamis (26/01).

Baca juga: DPR Apresiasi Sikap Pemerintah Pertahankan Sistem Proporsional Terbuka

Tidak hanya di Bandung, Jawa Barat, aksi penolakan sejenis ini juga sempat terjadi beberapa kali. Di antaranya saat Anies melakukan safari politik di Solo, Jawa Tengah (25/12/22) dan Aceh (03/12/22).

Menurut Ujang, tujuan dari kelompok-kelompok yang menolak safari politik Anies Baswedan tidak lain dan tidak bukan adalah sekelompok masyarakat yang ingin menggagalkan tujuan politik Anies. Mereka dianggap ingin menjatuhkan posisi Anies, bahkan lebih parahnya bisa saja bertujuan untuk menggagalkan Anies berlaga di Pemilu 2024 mendatang.

"Bahkan skenario besarnya adalah agar Anies tidak bisa mendapatkan tiket, tidak bisa mendapatkan perahu, tidak bisa menjadi capres agar gugur di tengah jalan, tidak sampai mendapatkan dukungan koalisi partai. Saya sepakat kalau masyarakat harusnya menyampaikan dengan cara-cara yang baik. Tapi di kita ini tidak. Mengerjai, menerror, mendiskreditkan, ini menjadi hal yang keliatannya rutin dilakukan kelompok tertentu untuk menjegal lawan politik," tambahnya.(OL-4)

Sentimen: positif (49.2%)