Kapolri Harus Tegas Ungkap Dugaan Penipuan Trading ATG Wahyu Kenzo
Mediaindonesia.com Jenis Media: Nasional
KETUA Umum Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI), Haris Pertama, sangat geram terhadap dugaan kasus penipuan robot trading Auto Trade Gold (ATG) yang dikelola PT Pansaky Berdikari Bersama yang merugikan sebanyak 141 investor dari kalangan milenial sebagai korban miliaran rupiah.
"KNPI sangat prihatin atas kasus penipuan ATG Wahyu Kenzo ini. Sebab, korbannya mayoritas adalah kalangan milenial yang sedang merintis usaha," ujar Haris.
Kabareskrim Polri dan jajarannya, dinilai Haris, tidak sensitif dalam menanggapi laporan masyarakat. Bahkan KNPI sudah mendukung pengungkapan kasus ini dengan memasang ratusan spanduk di ruas jalan-jalan utama Jakarta.
Dia menambahkan, respon Polri dalam kasus ATG Wahyu Kenzo ini berbeda dengan kasus-kasus penipuan trading online lainnya seperti Indra Kenz dan kawan-kawannya. "Respon Polri aneh sangat tidak sensitif terhadap para korban yang merugi miliaran rupiah. Bahkan sampai terlilit utang, harusnya jelas dari laporan yang telah dilayangkan para korban sejak Juni 2022 mestinya ada progres dan penetapan tersangka. Namun faktanya nihil besar, cara itu menunjukan lemahnya sikap profesional Polri," ucap Haris.
Menurut Ketum DPP KNIPI ini, kasus penipuan trading online kerap kali terjadi dan total kerugian para korban mencapai trilyunan rupiah. "Bagaimana Indonesia maju? Ekosistem bisnis digital jadi omong kosong belaka jika aparat hukum lemah seperti ini? Tidak ada upaya perbaikan dan ketegasan dalam penegakan hukum bagi para terduga pelaku penipuan ini," ujar Haris prihatin.
Karena itu, lanjut Haris, pihaknya akan mengkonsolidasikan kepada para korban diduga penipuan ATG Wahyu Kenzo untuk melakukan aksi protes di Mabes Polri dan akan mengadukan persoalan ini ke Komisi III DPR RI.
"KNPI kami akan melakukan konsolidasi segera kepada para korban terutama para milenial untuk melakukan nota protes kepada Kapolri di Mabes Polri dan meminta Komisi III DPR RI melakukan langkah konkret agar proteksi dan target membangun ekosistem bisnis digital yang terpercaya dapat dilakukan di Indonesia, bukan hanya omong kosong belaka," kritik Haris.
Dari kejadian dugaan penipuan ATG Wahyu Kenzo dan lemahnya respon aparat Polri, Haris menduga adanya beking kuat di balik ini. "Kami menduga ada beking kuat di balik Wahyu Kenzo ini. Beking itu disinyalir mampu menguntungkan elit tertentu untuk kepentingan pribadinya", ungkap Haris.
Karena itu, Haris berharap Kapolri dan Pimpinan Komisi III DPR RI bisa tegas dalam merespon persoalan ini. "Ketegasan Kapolri dan pimpinan Komisi III DPR RI jadi kunci keberhasilan pengungkapan bau busuk dugaan kasus penipuan ATG Wahyu Kenzo. Kami harap Kapolri jangan pernah takut usut dan tangkap Wahyu Kenzo sudah merugikan ratusan investor ATG kalangan milenial," harap Haris. (OL-13)
Sentimen: negatif (100%)