Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Ibadah Haji
Tokoh Terkait
Menag Yaqut Soal Kenaikan Biaya Haji: Memang Cukup Besar tapi Bukan yang Terbesar
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengakui kenaikan biaya haji yang diusulkan cukup besar. Namun, dia mengatakan jumlah tersebut bukanlah yang terbesar.
Menurutnya, usulan kenaikan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) atau Ongkos Naik Haji (ONH) telah melalui banyak pertimbangan. Salah satunya adalah untuk jemaah haji yang masih mengantre.
"Usulan kenaikan Bipih atau ONH memang cukup besar tapi bukan yang terbesar secara prosentase sepanjang Indonesia memutuskan untuk mengelola dana calon jamaah haji," kata Yaqut Cholil Qoumas, Rabu, 25 Januari 2023.
"Pertimbangannya tentu banyak. Salah satu yang terpenting adalah menjaga keadilan bagi calon jamaah yang masih dalam antrian panjang," tuturnya menambahkan.
Baca Juga: Jika Biaya Haji Tidak Naik, BPKH Dikhawatirkan Tak Bisa Beri Subsidi untuk Tahun Berikutnya
Yaqut Cholil Qoumas juga menyertakan data Perkembangan biaya penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2010-2022 menurut Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), antara lain:
1. Tahun 2010: Nilai Manfaat Rp4,45 juta (13 persen), Bipih Rp30,05 juta (87 persen) = Rp34,50 juta
2. Tahun 2011: Nilai Manfaat Rp7,31 juta (19 persen), Bipih Rp32,04 juta (81 persen) = Rp39,34 juta
3. Tahun 2012: Nilai Manfaat Rp8,77 juta (19 persen), Bipih Rp37,16 juta (81 persen) = Rp45,93 juta
4. Tahun 2013: Nilai Manfaat Rp14,11 juta (25 persen), Bipih Rp43 juta (75 persen) = Rp57,11 juta
5. Tahun 2014: Nilai Manfaat Rp19,24 juta (32 persen), Bipih Rp40,03 juta (68 persen) = Rp59,27 juta
6. Tahun 2015: Nilai Manfaat Rp24,07 juta (39 persen), Bipih Rp37,49 juta (61 persen) = Rp61,56 juta
7. Tahun 2016: Nilai Manfaat Rp25,40 juta (42 persen), Bipih Rp34,60 juta (58 persen) = Rp60 juta
8. Tahun 2017: Nilai Manfaat Rp26,90 juta (44 persen), Bipih Rp34,89 juta (56 persen) = Rp61,79 juta
9. Tahun 2018: Nilai Manfaat Rp33,72 juta (49 persen), Bipih Rp35,24 juta (51 persen) = Rp68,96 juta
10. Tahun 2019: Nilai Manfaat Rp33,92 juta (49 persen), Bipih Rp35,24 juta (51 persen) = Rp69,16 juta
11. Tahun 2022: Nilai Manfaat Rp57,91 juta (59 persen), Bipih Rp39,89 juta (41 persen) = Rp97,79 juta
12. Tahun 2023: Nilai Manfaat Rp29,70 juta (30 persen), Bipih Rp69,19 juta (70 persen) = Rp98,89 juta (usulan)
Baca Juga: Ramai Wacana Kenaikan Biaya Haji 2023, Jokowi Memastikan Satu Hal
Dari data tersebut, pada tahun 2010 nilai manfaat dari hasil pengelolaan dana setoran awal yang diberikan ke jemaah hanya Rp4,45 juta. Sementara Bipih yang harus dibayar jemaah sebesar Rp30,05 juta.
Komposisi nilai manfaat hanya 13 persen, sementara Bipih 87 persen. Dalam perkembangan selanjutnya, komposisi nilai manfaat atau 'subsidi' terus membesar menjadi 19 persen (2011 dan 2012), 25 persen (2013), 32 persen (2014), 39 persen (2015), 42 persen (2016), 44 persen (2017), 49 persen (2018 dan 2019).
Usulan Kenaikan Biaya HajiKementerian Agama (Kemenag) mengusulkan untuk rata-rata biaya perjalanan ibadah haji atau Bipih Tahun 1444 Hijriah/2023 Masehi ini sebesar Rp69.193.733 per orang. Menurut keterangan dari Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, nominal tersebut diusulkan atas pertimbangan untuk memenuhi prinsip keadilan dana haji.
Tak hanya itu, usulan tersebut juga didasarkan dengan pertimbangan untuk memenuhi prinsip keberlangsungan dana haji. Selain itu, Yaqut Cholil mengatakan jika formulasi tersebut pun telah melalui proses kajian.
"Usulan ini atas pertimbangan untuk memenuhi prinsip keadilan dan keberlangsungan dana haji. Formulasi ini juga telah melalui proses kajian," katanya, dikutip pada Jumat, 20 Januari 2023.
Lebih lanjut, rerata biaya perjalanan ibadah haji yang diusulkan tersebut mencakup 70 persen dari rata-rata Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang diusulkan Rp98.893.909 per orang. Menurut keterangan sang Menteri, nilai BPIH yang diusulkan pada tahun 2023 tersebut meningkat Rp514.888 dari tahun sebelumnya.***
Sentimen: positif (100%)