Sentimen
Negatif (57%)
26 Jan 2023 : 00.12
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tiongkok

Tokoh Terkait

Dunia Belum Aman, BI Ramal AS Jatuh Lagi ke Jurang Resesi!

26 Jan 2023 : 00.12 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Dunia Belum Aman, BI Ramal AS Jatuh Lagi ke Jurang Resesi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, kondisi gejolak perekonomian global tahun depan masih akan berlangsung. Kemungkinan negara-negara maju mengalami resesi seperti Amerika Serikat menurutnya semakin meningkat.

Dia menekankan, ini karena peperangan yang terjadi antara Rusia maupun Ukraina belum ketemu titik terangnya kapan akan berakhir. Meskipun saat KTT G20 di Bali pekan lalu sudah dihasilkan deklarasi antar kepala negara untuk mendorong penyelesaian perang.

-

-

"Memang kondisi global tahun ini dan tahun ke depan itu masih akan terus bergejolak," kata Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI di DPR, Senin (21/11/2022).

Kondisi ini, kata dia diperburuk dengan kembali memanasnya tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok, termasuk juga meningkatnya ketegangan geopolitik di Taiwan dengan China.

"Kita juga tahu Tiongkok akan memperpanjang kebijakan lockdown-nya setengah tahun ke depan, dua kuartal ke depan, dan karenanya memang ini kondisi global yang berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia dan seluruh dunia tentu saja itu juga berpengaruh dari tingginya harga energi dan lain-lain," kata Perry.

Dengan demikian, ia berpendapat, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi global akan melambat pada 2023 disertai dengan tingginya tekanan inflasi, agresifnya kenaikan suku bunga kebijakan moneter di negara maju, dan berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan.

"Slowing growth pertumbuhan yang akan melambat bahkan ada risiko-risiko sejumlah negara resesi," ujar Perry.

Pertumbuhan ekonomi dunia menurutnya semula tahun ini diperkirakan sebesar 3 persen, tapi berpotensi akan turun menjadi 2,6 persen pada 2023. Bahkan, karena permasalahan peperangan yang tak kunjung usai itu menurut dia akan bisa semakin melemah menjadi 2 persen.

"Resesi di AS dan di Eropa. Resesi di AS probabilitasnya mendekati 60 persen, apalagi di Eropa, bahkan kondisi winter tahun ini belum yang terburuk, tahun depan yang terburuk karena ini berkaitan dengan geopolitik, fragmentasi politik ekonomi dan investasi, slowing growth, pertumbuhan yang melambat," ucap Perry.


[-]

-

Rupiah Kertas Baru Telah Diedarkan, Versi Lama Tak Berlaku?
(mij/mij)

Sentimen: negatif (57.1%)