Jakarta: Temuan ribuan ton beras bansos busuk di dalam sebuah gudang diduga milik Pemprov DKI tahun 2022 menghebohkan publik. Temuan ini diduga hanya kesalahan distrubusi. 
 
Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menilai kasus ini harus dibedakan apakah benar ada dugaan korupsi atau sekadar kesalahan distribusi. 
 
"Kalau korupsi, misalnya laporan pembelian beras ada tapi barangnya tidak ada atau barangnya ada tapi disalurkan ke tempat lain untuk dapatkan keuntungan. Kalau temuan ini, temuan barang bukan temuan bukti pembelian. Jadi mau permasalahkan yang mana?," kata Teddy di Jakarta, Selasa, 24 Januari 2023.

-?

- - - -
Teddy meminta pihak yang mengawali temuan ini harus jelas apa yang mau dilaporkan. Apakah 
dugaan korupsinya atau dugaan tidak melaksanakan tugasnya.
 
"Kalau korupsinya ke KPK, kalau tidak melaksanakan tugas, ke pihak terkait yang bertanggung jawab atas pendistribusian bansos," ujarnya.
 
Teddy menambahkan pihak yang berburuk sangka dahulu kepada KPK terkait kasus ini. Seolah KPK tutup mata dan enggan mengusut kasus ini. Lembaga sebesar KPK tentu tidak sembarang mengusut kasus tanpa alat bukti yang kuat.
 
"Yang disampaikan KPK benar, KPK tentu butuh kejelasan, ini sebenarnya kasus apa?," ujarnya.
 
Beredar kabar di media sosial adanya kasus dugaan korupsi pengadaan bantuan sosial (bansos) di DKI Jakarta. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta masyarakat melapor jika mengetahui kabar itu.
 
"Prinsipnya, bila masyarakat mengetahui dugaan korupsi, silakan kami membuka pintu seluas-luasnya, selebar-lebarnya melalui berbagai kanal yang ada di KPK untuk melaporkan kepada KPK," kata juru bicara bidang penindakan KPK Ali Fikri melalui keterangan tertulis, Kamis, 12 Januari 2023.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 

(WHS)