Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: Kemacetan
Indeks Kemacetan di Jakarta Diperkirakan Melonjak di Atas 50 Persen
Jawapos.com Jenis Media: Nasional
JawaPos.com – Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya memperkirakan bahwa indeks kemacetan di Jakarta pada akhir 2022 dan awal 2023 sudah mencapai di atas 50 persen. Angka itu meningkat pasca dicabutnya PPKM.
“Kalau saya boleh melihat situasi, sudah di atas 50 persen kembali. Sehingga pada tahun 2017 kita pernah menempati peringkat kemacetan rangking 4 di dunia. Kemarin 2021 kita di rangking 46 karena pandemi,” ujar Ditlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman, Selasa (24/1).
Ia mengatakan bahwa angka itu disebut memburuk dibandingkan dengan awal kuartal tahun 2022 yang indeks kemacetannya ada di angka 48 persen. “Tentunya kalau udah di angka 50 persen sudah sangat mengkhawatirkan. Apalagi di angka 50 persen, di angka 40 persen Jakarta itu sudah tidak aman,” jelas Latif.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa jumlah perjalanan per hari di Jakarta rata-rata mulai tahun 2022 sudah mencapai 22 juta pergerakan. Hal itu diasumsikan dengan jumlah penduduk Jakarta yang mencapai 10,7 juta orang dengan orang yang bergerak dalam satu hari di jalan raya sekitar 4 juta orang.
Jumlah tersebut kemudian ditambah dari penduduk luar Jakarta yang datang ke Ibu Kota sebanyak 3,5 juta orang. Dengan begitu ada sekitar 7,5 juta orang yang beraktivitas dalam sekali jalan di ibu kota. “Nah, hitungannya rata-rata per orang bergerak 3 kali: berangkat, pulang, mungkin ada tambahan,” urai Latif.
“Masing-masing orang bergerak minimal 3 kali itu hitungan terkecil, berangkat kantor, pulang kantor, terus akitivitas melakukan yang lain di dalam pekerjaan itu, jadi 3 kali. Nah ini tentunya sungguh menjadi perhatian kita,” sambungnya.
Oleh karena itu, ia mengeluhkan bahwa pada pagi dan sore hari, pihaknya serasa menerima air bah dalam bentuk kendaraan yang masuk ke Jakarta. “Sehingga tentunya dengan sutuasi yang ada saat ini, ketertiban dan kesadaran semua pengguna jalan. Tanpa itu, Jakarta tentunya akan lebih tidak nyaman dan menjadi kota yang tidak enak dikunjungi sebetulnya,” pungkas Latif.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Tazkia Royyan Hikmatiar
Sentimen: negatif (94.1%)