Sentimen
Negatif (99%)
25 Jan 2023 : 07.16
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Stockholm

Kasus: Teroris, teror

Tokoh Terkait
Rasmus Paludan

Rasmus Paludan

Aksi Pembakaran Alquran di Swedia, Kemenag: Sangat Memalukan!

Okezone.com Okezone.com Jenis Media: Nasional

25 Jan 2023 : 07.16
Aksi Pembakaran Alquran di Swedia, Kemenag: Sangat Memalukan!

JAKARTA - Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Kamaruddin Amin menanggapi terkait aksi pembakaran Al Quran yang dilakukan oleh seorang ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, Sabtu (21/1/2023).

Menurutnya perbuatan tersebut tak dapat dibenarkan dalam alasan apapun. Terlebih baik pelaku yang notabene adalah orang berpendidikan.

"Apapun alasannya perbuatan itu tidak bisa dibenarkan, dan sangat memalukan apalagi dilakukan oleh orang berpendidikan,"kata Kamaruddin melalui pesan singkat kepada wartawan, Selasa (24/1/2023).

Dia menyampaikan pembakaran itu menunjukkan bahwa Eropa masih kental akan populisme. Diketahui populisme merupakan metode pendekatan politik yang bertujuan untuk menarik suara dukungan dari masyarakat.

Walaupun begitu ia meminta kepada masyarakat untuk tak menanggapinya secara berlebihan.

"Ini menunjukkan bahwa populisme di Eropa masih ada. Namun demikian, kita tidak perlu menanggapinya berlebihan dan tidak terprovokasi,"katanya

Follow Berita Okezone di Google News

Dikutip dari kantor berita Turki Anadolu, Rasmus Paludan, pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras) membakar mushaf Al Quran atas izin pemerintah dan perlindungan polisi.

Pemerintah Swedia mengizinkan aksi pembakaran Al Quran karena menilai hal itu adalah bagian dari kebebasan berekspresi dan berpendapat.

Aksi pembakaran itu terjadi selama demonstrasi yang menentang permintaan Turki pekan lalu agar Swedia mengambil langkah tegas melawan PKK (Partai Pekerja Kurdistan) yang dianggap Turki sebagai kelompok teror.

Swedia dan Finlandia secara resmi telah mengajukan diri untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tahun lalu.

Namun, Turki menyatakan keberatan dan menuduh kedua negara itu menoleransi bahkan mendukung kelompok teror, termasuk PKK dan organisasi teroris Fetullah (FETO).

Sentimen: negatif (99.6%)