SOLOPOS.COM - Ilustrasi cari beasiswa kuliah luar negeri (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Pendaftaran beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP 2023 untuk kuliah S2 dan S3 bakal segera dibuka.

Kementerian Keuangan secara rutin sejak 2012 telah membuka program beasiswa LPDP setiap tahunnya. Pada program ini, mahasiswa bisa mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang magister S2 dan doktor S3.

PromosiMayoritas Konsumen Pilih Tokopedia Jadi E-Commerce Paling Aman, Tepercaya dan Memuaskan

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menuturkan bahwa lulusan beasiswa LPDP ini bisa menjadi duta bagi Indonesia dan kebanggaan untuk negeri.

“Itu adalah suatu kebanggaan dan suatu amanah, saya harapkan lebih banyak lagi lulusan LPDP kita keluar [negeri] tapi akhirnya kembali ke Indonesia untuk berkarya dan mendukung kemajuan SDM unggul Indonesia,” tukas Menteri Nadiem, beberapa waktu lalu, sebagaimana dilansir dari indonesia.go.id, Sabtu (21/1/2023).

Mendikbudristek mengingatkan untuk lulusan LPDP agar kembali ke Indonesia meskipun mencari ilmu dari luar negeri.

Pemerintah memastikan untuk 2023, program beasiswa LPDP 2023 akan dibuka bagi 3.256 mahasiswa. Sementara itu, sebanyak 7.047 mahasiswa yang sudah menerima beasiswa LPDP akan terus dipertahankan.

Beasiswa LPDP sendiri terdiri atas tiga kategori terdiri atas:

Reguler (umum): Beasiswa Perguruan Tinggi Utama Dunia (PTUD), beasiswa reguler, dan beasiswa co-funding; Afirmasi: Beasiswa Putra-Putri Papua, Beasiswa Daerah Afirmasi, Beasiswa Penyandang Disabilitas, dan Beasiswa Prasejahtera; Targeted: Beasiswa Pendidikan Kader Ulama; Beasiswa PNS, TNI, dan Polri; Beasiswa Kerja Sama Bidang Metalurgi dan Sains Material; dan Beasiswa Kewirausahaan.

Sebelum memutuskan untuk mendaftar, cek syarat pendaftaran beasiswa LPDP 2023 di bawah ini:

Alumnus program D4/S1 atau S2 dari perguruan tinggi terakreditasi; Tidak sedang menempuh studi degree/non-degree baik S2 maupun S3; Pendaftar tidak sedang mendaftar, menerima, atau akan menerima beasiswa lain; Pelamar lulusan luar negeri, wajib melampirkan hasil penyetaraan ijazah dan konversi IPK (indeks prestasi kumulatif); Melengkapi profil pendaftaran; Menandatangani surat pernyataan; Menuliskan komitmen kembali ke Indonesia, rencana pascastudi, dan rencana kontribusi setelah menyelesaikan studi; Pendaftar program S-3 diwajibkan memiliki proposal penelitian Jadwal Pendaftaran LPDP 2023

Pendaftaran beasiswa LPDP 2023 biasanya dibuka dua periode setiap tahunnya. Periode pertama akan dibuka pada Februari 2023 sedangkan periode kedua pada Juli 2023.

Jadwal Beasiswa LPDP 2023 Periode I Pendaftaran: Februari – Maret 2023 Seleksi Administrasi: Maret–April 2023 Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi: April 2023 Seleksi Bakat Skolastik: April 2023 Pengumuman Hasil Seleksi Bakat Skolastik: April 2023 Seleksi Substansi: Juni–Juli 2023 Pengumuman LPDP Hasil Seleksi Substansi: Juli 2023 Jadwal Beasiswa LPDP 2023 Periode II Pendaftaran Beasiswa: Juli–Agustus 2023 Seleksi Administrasi: Agustus 2023 Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi: Agustus 2023 Seleksi Bakat Skolastik: Agustus–September 2023 Pengumuman Hasil Seleksi Bakat Skolastik: September 2023 Seleksi Substansi: September–November 2023 Pengumuman LPDP Hasil Seleksi Substansi: November 2023.

Apabila Anda tertarik untuk mendaftar pada program beasiswa LPDP 2023, silakan memantau di laman resmi http://lpdp.kemenkeu.go.id/. Seluruh keterangan persyaratan, tutorial online, dan jadwal resmi seleksi tertuang di laman itu.

Kementerian Keuangan menyebut alokasi anggaran untuk LPDP masuk ke dalam total anggaran pendidikan nasional senilai Rp608,3 triliun yang diusulkan dalam RAPBN 2023.

Sebagai upaya pemerataan keadilan dan akses pendidikan di Tanah Air, sejak 2013 sampai 2021 pemerintah melalui Kemenkeu sudah memberikan beasiswa LPDP kepada sekitar 29.872 orang.

Dari jumlah tersebut sebanyak 15.631 alumni penerima beasiswa LPDP telah bekerja di berbagai sektor, di mana 62,8 persen di antaranya bekerja di sektor publik seperti akademisi, peneliti, ASN, pegawai profesional, hingga TNI/Polri. Sisanya 35 persen bekerja di sektor privat, dan 2,2 persen di sektor sosial.