Sentimen
Negatif (94%)
21 Jan 2023 : 13.33

Peragakan Bawang Putih seperti Memainkan Lato-lato, Wabup Humbahas Dianggap Lecehkan Petani

21 Jan 2023 : 13.33 Views 2

Sumutpos.co Sumutpos.co Jenis Media: News

Peragakan Bawang Putih seperti Memainkan Lato-lato, Wabup Humbahas Dianggap Lecehkan Petani

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Petani dilahan Food Estate berlokasi di Desa Riaria Kecamatan Pollung Kabupaten Humbahas (Humbang Hasundutan) kecewa terhadap video candaan Wakil Bupati (Wabup) Humbahas Oloan Paniaran Nababan yang memainkan dua bawang putih seperti permainan lato-lato. Petani menganggap hal itu sebuah pelecehan kepada petani.

Seperti diungkapkan oleh, Ketua Kelompok Tani Ria Kerja, A Lumbangaol, Kamis (19/1) dilokasi. Dia mengatakan, bahwa yang dimainkan Oloan itu sebuah pelecehan kepada para petani. Yang seyogianya, tidak pantas dilakukan dikarenakan Oloan bagian dari pemerintah.

Itu dikatakanya, setelah mendengar dan menonton video candaan Wabup yang diunggah oleh akun Facebook @Sudianto Munte dalam group Facebook Kabar-Kabari Humbang Hasundutan, pada Minggu (15/1) lalu yang viral.

“Jadi, kami kecewa dan ini merupakan sebuah pelecehan terhadap petani,” kesalnya ketika disinggung soal video Wabup yang diunggah oleh akun bernama @Sudianto Munte hingga viral dan menuai pro kontra , Kamis (19/1).

Dikatakanya, Oloan memainkan bawang putih bak permainan lato-lato, sembari menyebutkan bahwa bawang yang dimainkannya itu bagus sehingga bisa naik ke atas.

Ternyata, sisa sortiran pada panen dua tahun lalu milik PT Parna Raya itu pun sudah busuk. “Jadi, wajarlah busuk karena petani yang meminta sisa sortiran bawang putih tersebut tidak jadi menanamnya,” ujarnya.

Seyogianya, Oloan tidak melakukan hal tersebut, namun mendukung untuk memajukan program lumbung pangan nasional. Bukan , membuat candaan yang tidak etis karena selaku wakil bupati.

“Candaan wabup ini adalah pelecehan bagi kami petani di FE ini, khususnya anggota Kelompok Tani Ria Kerja yang kebetulan bekerja sama dengan PT Parna Raya komoditi bawang putih, bawang merah, jagung dan poktan. Jadi, kami merasa tersinggung,” ungkapnya.

Sementara, seorang petani, YM Lumbangaol yang kesehariannya adalah petani, juga mengaku kecewa tindakan dibuat oleh seorang wakil kepala daerah tersebut beserta rombongan

“Saya pribadi sangat kecewa menyikapi kehadiran rombongan tersebut, yang katanya kunker (kunjungan kerja) pada hari Minggu kemarin,” katanya meluapkan kekecewaannya.

Selain kecewa, kehadiran Oloan bersama rombongan, mulai dari anggota kader Partai PDI Perjuangan hingga kader PDI Perjuangan dari DPRD ke Food Estate, tepatnya di lokasi Poktan Sehati, tidaklah tepat dikarenakan pada hari, Minggu lalu.

Sebab, menurutnya para petani seperti dirinya tidak berada dilokasi. Dan saranya, datang pada hari Senin hingga Sabtu. ” Kalau mau datang kunker bapak/ibu dewan terhormat, tolonglah jangan datang pada hari Minggu, hari Senin sampai Sabtu, kami di kawasan FE ini. Ada, ratusan petani di sini bertani, biar tidak ada opini masyarakat luas bahwa FE ini adalah proyek siluman dan tidak bertuan, itu jelas salah,” katanya.

Dia berharap, agar pertanian di Food Estate untuk tidak diopinikan menjadi miring karen mereka sudah bersusah payah bertani. ”Janganlah menambahi beban pikiran kami petani ini, kami sudah sangat bersusah payah yang bertani ini. Sampai-sampai, kami telah meminjam dari KUR untuk mengelola lahan kami ini, agar tidak terbengkalai. Kalau tidak, bisa membantu kami yang bertani ini, setidaknya jangan menjadikan hasil pertanian kami jadi bahan candaan,” tandasnya.

Tak beda juga disampaikan, Ketua Kelompok Tani Karejo, R Siregar. Bahkan, dia bangga program pertanian lumbung pangan di Humbang Hasundutan ini, karena betul-betul telah dirasakan.

“Saya pribadi, sudah hampir 3 tahun mendapatkan hasil panen yang memadai sampai saat ini, contohnya setiap minggunya bisa panen cabai merah 700-800 kg,” ungkapnya.

Menurutnya, jika ada yang bilang bahwa program tersebut gagal, itu adalah fitnah. Dikarenakan, hasil panen telah banyak dikirim ke luar, semisal bawang merah, kentang, kok, cabai dan jagung. ”Contohnya, sekarang hasil panen cabai merah perminggunya bisa mencapai 5 ton per minggu,” ungkapnya.

“Jadi, jangan ada lagi bilang gagal, kami tidak setuju dan itu fitnah,” pungkasnya.(des/azw)

Sentimen: negatif (94.1%)