Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Senayan
Partai Terkait
Tokoh Terkait
PTPN Siap Gelar IPO Palm Co, Amin Ak: Jangan Sampai Kelangkaan Migor Kembali Terulang
Merahputih.com Jenis Media: News
MerahPutih.com - Rencana penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) yang akan dilakukan oleh Palm Co, perusahaan sawit anak usaha PT Perkebunan Nusantara (PTPN) mendapatkan sorotan dari legislator Senayan.
Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak berharap, IPO PT PTPN bisa memperkuat peran negara utamanya dalam merealisasikan Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Baca Juga
DPR Dorong Aparat Jaga Stabilitas Papua Secara Humanis
Diketahui, IPO merupakan kondisi ketika perusahaan menjual sebagian sahamnya pada publik atau masyarakat umum. IPO dilakukan untuk menarik investasi dalam upaya memperkuat modal perusahaan.
“Palm Co harus didorong untuk bisa menjamin ketersediaan minyak goreng di dalam negeri. Karena itu Pasal 33 UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 harus menjadi landasan pelaksanaan IPO," kata Amin dalam keterangannya, Jumat,(20/1).
Ia berharap investasi yang masuk betul-betul mendorong peningkatan produksi dan memaksimalkan nilai PTPN tersebut. Pasca IPO Palm Co, harus benar-benar dirasakan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat.
“Jangan sampai kelangkaan minyak goreng kembali terulang di masa depan karena negara dikalahkan oligarki,” ujarnya.
Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, Palm Co tidak perlu khawatir kekurangan minat investor. Secara bisnis, nilai ekuitas PT Palm Co sangat menjanjikan.
Setelah konsolidasi aset dari 14 perusahaan dibawah PT Perkebunan Nusantara (PTPN), PT Palm Co mewarisi perkebunan sawit seluas 700.000 hektare. Jumlah itu berpotensi meningkat menjadi 1,1 juta hektare setelah konversi perkebunan lainnya yang tidak produktif.
Dari luasan pertanaman sawit ini saja, kata Amin, PT Palm Co menjadi salah satu perusahaan dengan luas perkebunan sawit terbesar di Indonesia. Potensi produksi PT Palm Co diperkirakan mencapai 1,8 juta ton minyak sawit per tahun pada tahun 2026, setara dengan sepertiga dari permintaan domestik.
Baca Juga
DPR Soroti Investasi PT GNI yang Tak Sesuai Standar
Menurut Amin, crude palm oil (CPO) di dalam negeri sangat besar. Hal itu mengingat tingginya kebutuhan minyak goreng di dalam negeri dan program mandatori biodiesel pemerintah yang akan ditingkatkan hingga mencapai B100.
"Dengan nilai ekuitas besar seperti itu, maka target dana segar melalui IPO sebesar Rp 10 triliun semestinya bukan hal yang sulit untuk dicapai,” jelas dia.
Namun demikian, kata dia, PT Palm Co maupun PTPN harus juga memperhatikan beberapa situasi pasar global yang bisa mempengaruhi ketertarikan investor.
Pertama, lanjut dia, ancaman resesi global maupun peningkatan produksi CPO kedua produsen utama dunia, yakni Indonesia dan Malaysia, telah mendorong penurunan harga minyak sawit dunia.
Kedua, persyaratan industri sawit yang ramah lingkungan yang diminta negara-negara Eropa harus bisa dipenuhi untuk keberlanjutan bisnis CPO dan produk turunannya yang dijalani PT Palm Co.
“Sertifikat bebas deforestasi juga seharusnya bisa dipenuhi sehingga PT Palm Co sebagai anak usaha BUMN bisa menjadi teladan bagi yang lainnya,” pungkasnya. (Pon)
Baca Juga
DPR Minta Pemerintah Antisipasi Gangguan Keamanan di Papua
Sentimen: positif (99.9%)