Sentimen
Positif (93%)
20 Jan 2023 : 20.24
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Ponorogo

Tokoh Terkait

Bicara Pemilu 2024, Haedar Nashir: Jangan Sampai Terpecah Belah

21 Jan 2023 : 03.24 Views 1

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

Bicara Pemilu 2024, Haedar Nashir: Jangan Sampai Terpecah Belah

Ponorogo (beritajatim.com) – Polarisasi yang terjadi pada pemilihan presiden (Pilres) tahun 2019, rasanya masih membekas hingga sekarang. Polarisasi itu bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Hal tersebut nampaknya menjadi keresahan bagi tokoh-tokoh nasional. Salah satunya yakni Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.

Dia menyebut pemilu serentak tahun 2024 bisa menjadi hal yang krusial. Jika polarisasi nantinya masih tetap terjadi. Pemilu harus dipastikan untuk tetap merekatkan persatuan.

“Okelah, berbeda pilihan politik. Berbeda tokoh yang tampil dalam kontestasi, namun satu hal yang harus kita sepakati, jangan sampai itu membuat terpecah belah,” ungkap Haedar Nashir, usai membuka musyawarah wilayah (Musywil) Muhammadiyah Jatim di Ponorogo, Sabtu (24/12/2022).

Adanya dinamika dalam masyarakat yang besar seperti di Indonesia merupakan hal yang wajar. Namun, tidak boleh melakukan hingga pembelahan politik. Dimana diakar rumput bisa bercabang menjadi pembelaan atas nama agama, suku, ras dan golongan. Agar tidak terjadi seperti itu, pentingnya kearifan dari para tokoh bangsa ini.

Dia juga mengajak untuk mengawal dan memastikan pemilu dilaksanakan pada tahun 2024, tidak ada pergeseran lagi. “Buktikan bahwa kita harus patuh pada konstitusi. Jangan pernah berpikir, konstitusi bisa diubah-ubah sesuai keinginan, hanya kita saat ini kuat. Padahal dasar kita kuat, karena kita menjaga konstitusi itu sendiri,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Haedar juga menekankan jangan sampai agama dipandang sebagai sumber masalah atau radikalisme. Padahal radikal itu juga bisa datang dari mana saja. Jangan sampai juga ada pemikiran, bahwa agama sumber identitas yang memecah. Padahal pemecah itu tidak hanya dari aspek agama. Bisa juga dari aspek politik itu sendiri.

“Jangan sampai berpikiran sempit ke sebuah persoalan, tetapi lebih dari itu. Bangsa bisa kuat jika pemimpinnya mempunyai jiwa kenegarawanan. Jiwa yang mementingkan kepentingan negara diatas kepentingan diri, kelompok, kroni dan golongan,” pungkasnya. [end/suf]

Sentimen: positif (93.9%)