Sentimen
Negatif (57%)
23 Okt 2004 : 17.57
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Pulo, Pulo Gadung

Kasus: covid-19, korupsi

920 Ton Beras Busuk di Pulo Gadung Bukan Bansos

23 Okt 2004 : 17.57 Views 1

Rilis.id Rilis.id Jenis Media: Nasional

920 Ton Beras Busuk di Pulo Gadung Bukan Bansos

RILISID, Jakarta — Perumda Pasar Jaya buka suara terkait temuan beras busuk dan menguning di tempat penyimpanan di Pulo Gadung, Jakarta Timur, yang sempat ramai diperbincangkan publik beberapa waktu lalu. Timbunan beras 920 ton itu diduga berasal dari program bantuan sosial (bansos) Covid-19, yang tak tersalurkan.

Sekretaris Perusahaan Perumda Pasar Jaya, Muhammad Fachri, mengaku, beras yang rusak dan menguning itu merupakan sisa dari stok cadangan pengaman (buffer stock) usaha retail Perumda Pasar Jaya, bukan untuk bantuan sosial (bansos) Covid-19 pada 2020. 

"Untuk beras di gudang Pulo Gadung itu sisa usaha Pasar Jaya dari usaha retail," ujar Fachri di Jakarta, Rabu (18/1/2023), seperti dilansir dari Antara.

Fachri menjelaskan, total beras di gudang itu ada sebanyak 920 ton dan merupakan stok pengaman yang disediakan untuk menjaga operasional produksi. Akan tetapi, pengadaan beras tersebut berbarengan dengan periode pengadaan penyaluran bansos. 

"Pasar Jaya saat penugasan periode April-Desember 2020 itu ada 11 tahap penyaluran bansos. Di tiap tahap itu ada yang di-buffer, itu yang dilakukan Pasar Jaya," kata Fachri.

Lebih lanjut, Fachri menyampaikan, penugasan bansos penanggulangan Covid-19 pada Perumda Pasar Jaya telah diselesaikan seluruhnya secara tuntas pada 2020.

"Pasar Jaya dalam hal bansos sudah menuntaskan pekerjaannya. Apa yang sudah diamanatkan Dinsos untuk penyaluran itu sudah selesai. Iya, itu April-Desember 2020, bansos Pasar Jaya sudah tuntas," ucap Fachri.

Sebelumnya, kabar dugaan penimbunan beras untuk bansos Covid-19 disampaikan oleh pegiat media sosial, Rudi Valinka, melalui akun Twitter-nya, @kurawa. Rudi menyampaikan bahwa beras itu tersimpan di gudang sewaan yang berlokasi di kawasan Pulo Gadung.

"Temuan Dugaan Korupsi Program Bansos Pemprov DKI tahun 2020 senilai Rp2,85 triliun. Hasil audit forensik Ernst & Young yang belum dibuka ke publik neh," ujar Rudi dalam akun Twitter @kurawa.

Rudi menyebut semua berawal dari info 'whistle blower' yang mengabarkan adanya penimbunan beras bansos milik Pasar Jaya tahun anggaran 2020 yang masih tersimpan di gudang sewaan di Pulo Gadung.

Rudi menuturkan, pada 2020, Dinas Sosial DKI Jakarta menunjuk tiga perusahaan untuk penyaluran paket sembako, yaitu Perumda Pasar Jaya, PT Food Station dan PT Trimedia Imaji Rekso Abadi.

Nilai kontrak Perumda Pasar Jaya untuk penyaluran 11 tahap sebesar Rp2,85 triliun.

Cuitan itu juga menyertakan kondisi beras di gudang itu dalam kondisi menumpuk dan tampak menguning serta rusak. Rudi juga menyertakan analisis vendor hingga penyuplai yang mendapat jatah pengadaan bansos DKI Jakarta dan memuat sejumlah nama.

Sentimen: negatif (57.1%)