Sentimen
Negatif (95%)
18 Jan 2023 : 06.59
Informasi Tambahan

Institusi: Imparsial

Kab/Kota: Morowali

Tokoh Terkait

Buntut Tragedi PT GNI, Pimpinan MPR Minta Investasi Tambang Dievaluasi

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

18 Jan 2023 : 06.59
Buntut Tragedi PT GNI, Pimpinan MPR Minta Investasi Tambang Dievaluasi

AKURAT.CO, Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan meminta pemerintah mengusut tuntas tragedi yang menyebabkan tewasnya pekerja PT. Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

Namun, dia mengingatkan pemerintah harus berhati-hati dalam mengambil langkah atas tragedi mematikan itu.

Menurut Syarief, pemerintah perlu mengurai terlebih dahulu apa yang sebenarnya menjadi akar persoalan. Apakah ini sekadar tuntutan kenaikan upah, atau justru wujud ketimpangan akses, pendapatan, serta kesehatan dan keselamatan kerja. 

baca juga:

Untuk itu, dia menekankan, perlunya respons dan langkah yang imparsial dari pemerintah. Ini juga harus menjadi evaluasi secara menyeluruh pada kebijakan investasi sumber daya mineral di Indonesia.

“Tragedi di PT GNI ini harus jadi titik tolak evaluasi kebijakan pengelolaan tambang di Indonesia. Apakah narasi investasi yang kerapkali disampaikan pemerintah ini bentuk investasi berkualitas dan merakyat, atau justru ini hanya menggambarkan ekonomi eksklusif yang tidak berdampak besar bagi kesejahteraan rakyat," kata Syarief kepada wartawan, Jakarta, Selasa (17/1/2023).

"Saya sangat prihatin dengan tragedi di PT GNI ini. Saya juga berharap peristiwa ini menjadi pelajaran, introspeksi, dan evaluasi menyeluruh kebijakan dan tata kelola pertambangan," sambungnya.

Dia lantas menyebut, 'tidak ada asap jika tidak ada api'. Syarief mensinyalir, persoalan tuntutan kenaikan upah, bisa jadi itu hanya bagian kecil dari kondisi nyata yang dihadapi pekerja, atau malah ini kristalisasi dari beragam persoalan yang terjadi. 

Karena itu, dia mendesak pemerintah menginvestigasi tragedi tersebut dengan sungguh-sungguh, dengan melibatkan banyak kalangan yang kompeten. 

"Investasi penting, namun tidak lebih berharga dari nyawa rakyat. Jika investasi hanya menghasilkan luka dan korban, maka kebijakan pengelolaan sumber daya tidaklah sesuai dengan amanat konstitusi,” Syarief mengingatkan.[]

Sentimen: negatif (95.5%)