Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pemilu 2014
Institusi: UNAIR, Universitas Airlangga
Kab/Kota: Surabaya
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Pengamat Sebut Pidato Megawati Tak Kerdilkan Posisi Jokowi: Layaknya Keluarga, Obrolan Bisa Terbuka
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Pidato Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri dalam HUT Ke-50 partai disebut tidak mengerdilkan posisi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal tersebut dikatakan oleh pengamat politik Universitas Airlangga Surabaya, Haryadi.
Menurut Haryadi, acara tersebut merupakan perayaan di dalam keluarga besar dan merupakan acara internal partai. Lebih lanjut, Haryadi menjelaskan jika pihak yang diundang untuk hadir dalam acara tersebut pun merupakan pihak yang berada di level Akar Rumput yaitu pengurus ranting partai dan Satgas Cakra Buana.
Diketahui, pimpinan partai politik lain yang merupakan level elite pun tak diundang. Haryadi menyebutkan bahwa level menteri di kabinet Presiden Joko Widodo pun tak semuanya diundang untuk menghadiri acara tersebut.
"Harus dipahami bahwa memang acara itu dimaksudkan sebagai perayaan di dalam keluarga besar dan masyarakat biasa. Sebab sejak awal didesain merupakan acara internal partai," kata Haryadi, dikutip pada Sabtu, 14 Januari 2023.
Baca Juga: Terjun ke Politik, Venna Melinda Tertekan Ferry Irawan Masih Mempersoalkan Urusan Ranjang
Oleh karena itu, Haryadi menyebutkan jika pembicaraan pun bisa lebih terbuka jika terjadi di dalam keluarga. Menurutnya, pesan yang disampaikan oleh Megawati Soekarnoputri dalam acara tersebut merupakan pesan sebagai keluarga besar.
Lebih lanjut, Haryadi menjelaskan jika pesan sebagai keluarga besar adalah ciri khas Megawati Soekarnoputri untuk membangun internal political market. Haryadi menyebut jika PDIP merupakan salah satu partai yang memiliki identitas politik paling kuat.
"Layaknya dalam keluarga, bisa lebih terbuka dalam berbicara. Pesan sebagai keluarga besar adalah ciri khas Bu Mega untuk membangun internal political market dan militansi para kader. PDIP termasuk salah satu partai yang dengan political ID atau identitas politik yang paling kuat. Itu berkat kekuatan mesin politik internal yang dibangun Bu Mega selama bertahun-tahun," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Haryadi menilai jika cara berpolitik tersebut terbukti telah membuahkan hasil. Diketahui, cara berpolitik itu yang membuat PDIP berhasil dalam Pemilu 1999. Kemudian, pada Pemilu 2014 dan 2019 PDIP kembali merebut kekuasaan setelah sebelumnya gagal.
Baca Juga: Polemik Liga 2 Dihentikan, Beredar Dua Surat dengan Isi yang Berbeda
Menurut Haryadi, Megawati Soekarnoputri dan Jokowi pun menjadi sosok yang kuat untuk mempererat identitas partai. Tak hanya itu, Haryadi juga menilai jika keduanya menjadi penentu kemenangan PDIP dalam Pileg dan Pilpres pada tahun 2014 dan 2019.
Oleh karena hal tersebut, Haryadi menyebutkan bahwa Jokowi memiliki posisi yang penting dalam point of view Megawati selaku Ketua Umum PDIP.
"Kekuatan dua figur ini menjadi perekat identitas partai yang begitu kuat. Sekaligus menjadi penentu kemenangan PDI Perjuangan secara berturutan. Betapa pun potensi kekuatannya secara kelembagaan diperlemah oleh pemberlakuan sistem Pemilu proporsional terbuka," ucapnya.
"Bu Mega menempatkan Presiden Jokowi di tempat tertinggi partai dalam kesatuan gerak dalam memikirkan dan memperjuangkan nasib rakyat. Tak ada subordinasi. Dan sama seperti tubuh, kepala tak lebih penting dari tangan atau kuku sekalipun. Tak ada keindahan organ tubuh, jika hanya ada kepala tanpa tangan dan kuku," tuturnya seperti dilaporkan Antara.***
Sentimen: positif (97%)