Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Menteng
Tokoh Terkait
Monty Tiwa Ungkap Alasan Nge-remake 'Gita Cinta dari SMA', Kisah Cinta Asli Indonesia
Indozone.id Jenis Media: News
INDOZONE.ID - Sutradara film Gita Cinta dari SMA, Monty Tiwa mengungkapkan pentingnya membuat remake film legendaris yang sempat jaya pada masanya.
Baginya, kisah Galih dan Ratna harus diketahui oleh generasi masa kini karena telah menjadi pioneer film kisah cinta remaja di Indonesia.
"Kalau kita punya sesuatu dalam lingkup budaya kita dan sesuatu yang kita anggap berharga, pertama dalam tatanan individu kita ingin menyuarakan karya itu juga, dan karya seperti itu jangan sampai berhenti di generasi kita. Karena saya yakin cerita seperti itu punya nilai positif yang generasi kita perlu tahu," terang Monty Tiwa di konferensi pers film Gita Cinta dari SMA, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat baru-baru ini.
Baca Juga: Perankan Galih dan Ratna, Yesaya-Prilly: Orang Tua Kami Gak Nyangka dan Senang Banget!
Konferensi pers Gita Cinta dari SMA (INDOZONE/Arvi Resvanty)Menurut Monty, Gita Cinta dari SMA adalah film kisah cinta remaja orisinil yang dimiliki Indonesia. Sehingga bagi sutradara kelahiran Jakarta ini, Gita Cinta dari SMA harus dihadirkan kembali sebagai penghormatan film Indonesia.
"Cerita cinta film di kita lebih mengacu pada film Jepang dan Korea, sedangkan kita setuju kalau film Gita Cinta adalah one story to start them all, semua cerita kisah remaja itu dimulai dari Gita Cinta," terang dia.
Dia pun turut menyinggung film Ada Apa dengan Cinta yang terinspirasi dari kisah Galih dan Ratna.
Baca Juga: Prilly Latuconsina Sebar Adegan Ranjang Reza Rahadian, Monty Tiwa: Bomsek Baru
"Bahkan AADC yang menjump-start itu terinspirasi dari Gita Cinta. Itu kenapa Gita Cinta harus dihadirkan lagi, agar ada cerminan bahwa dulu anak remaja dengan segala kelabilannya harus dihadapkan dengan perbedaan-perbedaan. Kalau kita lihat nilai-nilai itu tidak ada dari film yang adaptasi dari Jepang dan Korea," ungkap Monty Tiwa.
Karya di masa lampau, ucapnya, harus dihadirkan lagi untuk masa kini sebagai cermin sebuah bangsa. Dengan hal itu, masyarakat bisa memetik pelajaran dari budaya atau kisah masa lampau yang dihadirkan dalam film.
"Kenapa karya-karya dari masa lampau kita dihadirkan lagi. Kita percaya bahwa film adalah cermin sebuah bangsa agar berkaca. Cerita dua dekade lalu pasti mengingatkan kita pada nilai atau value yang kita miliki, terlepas itu baik atau buruk, intinya kita punya cermin. Oh yang baik dulu begini, dan baik begini," tandas Monty Tiwa.
Artikel Menarik Lainnya:Sentimen: positif (99.9%)