Sentimen
Netral (94%)
14 Jan 2023 : 12.07
Informasi Tambahan

Kasus: korupsi

Tokoh Terkait

Kader Milenial Parpol Pilih Sistem Proporsional Terbuka, Ini Alasannya

14 Jan 2023 : 12.07 Views 4

Fin.co.id Fin.co.id Jenis Media: Nasional

Kader Milenial Parpol Pilih Sistem Proporsional Terbuka, Ini Alasannya

Reporter: Darul Fatah|

Editor: Darul Fatah|

Jumat 13-01-2023,23:28 WIB

Ilustrasi surat suara. -dok fin-fin.co.id

JAKARTA, FIN.CO.ID - Uji materi Sistem Pemilu Proporsional Terbuka di Mahkamah Konstitusi menuai sorotan dari semua parpol.

Termasuk dari kalangan kader muda milenial lintas parpol menampik sistem pemilihan anggota legisatif (pileg) dengan daftar tertutup.

Hal itu dikatakan dalam acara diskusi yang diadakan Media dan Penggalangan Opini (MPO) Partai Golkar bersama Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) bertema "Sistem Proporsional Tertutup: Anak Muda Terhambat Untuk Berkarya" di Studio Cikajang, Jakarta, Jumat, 13 Januari 2023.

BACA JUGA:Usai Diperiksa, 4 Tersangka Korupsi Pengadaan Satelit Kemhan Dijebloskan ke Rutan Salemba

Wakil Ketua Umum PP AMPG Adanti Pradipta menjelaskan, kelompok muda Partai Golkar mempunyai sudut pandang yang bisa dipastikan mengarah ke penolakan sistem proporsional tertutup.

"Kalau tertutup apa jaminannya wanita akan dipilih jadi wakil mereka? Makanya saya cenderung pilih terbuka supaya bisa mensosilisasikan diri ke rakyat," tutur Adanti.

Sama seperti dengan sikap AMPG, Ketua DPP Barisan Muda (BM) PAN Riyan Hidayat tegas menolak sistem proporsional tertutup.

"Diskusi kita hari ini bukanlah soal siapakah yang diuntungkan, lelaki atau wanita. Tetapi bagaimana menempatkan jika kedaulatan itu milik rakyat," katanya.

BACA JUGA:Daftar Kode Alamat Proxy WhatsApp Lengkap se-Indonesia dan Cara Mengatur di Android

Sementara dari politisi dari Angkatan Muda Kabah (AMK) Khairany Soraya berpendapat, sistem proporsional tertutup cuma akan mengalihkan permainan politik uang tidak lagi menyasar rakyat pemilih.

"Kalau menurut saya, andaikan sistem proporsional tertutup, itu jadinya bakal ada politik uang internal. Misal, saya nyaleg, siapa yag mengenal saya. Jadi bakal ada, (kasak-kusuk) di internal, "Pak saya nomor urut berapa nih?" tambah Soraya.

Sementara itu, Jubir PSI Dedek Prayudi yang sempat jadi calon legislatif pada Pemilu Serentak 2019 lalu mempunyai padangan sama dengan Soraya.

Karena di pengalaman lalu itu, dia bisa merasakan bertanding secara terbuka dan sehat dalam berebut suara rakyat.

BACA JUGA:Gempa Guncang Laut Banda Maluku

Sumber:

Sentimen: netral (94.1%)