Sentimen
Negatif (88%)
22 Des 2022 : 19.38
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bogor, Senayan

Kasus: covid-19

Partai Terkait

Pimpinan MPR RI Bertemu Presiden Vietnam Nguyen Xuan, Isu Presiden 3 Periode Turut jadi Pembahasan?

23 Des 2022 : 02.38 Views 1

Suara.com Suara.com Jenis Media: News

Pimpinan MPR RI Bertemu Presiden Vietnam Nguyen Xuan, Isu Presiden 3 Periode Turut jadi Pembahasan?

Suara.com - Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc menyambangi Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (22/12/2022). Dalam kunjungan itu Presiden Vietnam melakukan pertemuan dengan pimpinan MPR RI.

Lalu apakah pertemuan itu membahas politik, termasuk terkait jabatan presiden tiga periode? Mengingat Vietnam merupakan salah satu negara yang menganut aturan tersebut.

Pertanyaan itu muncul bukan tanpa sebab. Pasalnya Bambang Soesatyo selaku Ketua MPR RI belakangan menyinggung tentang isu tersebut. Lantas apakah memang pertemuan MPR dan Presiden Nguyen membahas jabatan presiden 3 periode?

Terkait itu, Wakil Ketua MPR dari Fraksi PPP Arsul Sani mengatkan kunjungan Nguyen ke MPR RI tidak untuk membicarakan masalah politik. Melainkan bicara tentang apa yang sudah dicapai dari hubungan bilateral Indonesia-Vietnam dan peran kedua negara dalamm konteks ASEAN.

Baca Juga: Projo: Isu Penundaan Pemilu dan 3 Periode Berbahaya Buat Jokowi

"Yang kedua, kami bicara hubungan ekonomi, perdagangan, dan sosial budaya yang bisa dikembangkan ke depan," kata Arsul dihubungi, Kamis (22/12/2022).

Dalam pertemuan itu, MPR sekaligus mengapresiasi segala pencapaian dalam kesepakatan kedua negara, dalam pertemuan sebelumnya antara Presiden Nguyen dengan Presiden Jokowi

Apresiasi juga ditujukan untuk kesepakatan kedua negara terkait dengan batas laut kontinen antara Vietnam dan Indonesia.

Politikus PPP itu mengklaim tidak membahas mengenai politik. Apalagi sampai membicarakan kabatan presiden tiga periode.

"Jadi sama sekali tidak ada pembicaraan soal politik dalam negeri masing-masing negara," ujar Arsul.

Baca Juga: Momen Jokowi Bertemu Presiden Vietnam hingga Menanam Pohon Bersama di Istana Bogor

Diketahui, Ketua DPR RI Puan Maharani juga melangsungkan pertemuan dengan Presiden Vietnam Nguyen. Puan menerima kunjingan Nguyen di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan.

Pertemuan bilateral antara Puan dengan Nguyen itu membahas sejumlah isu. Termasuk mengenai garis batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dengan Vietnam yang baru saja disepakati.

Ketua DPR RI Puan Maharani melangsungkan pertemuan dengan Presiden Vietnam Nguyen di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan. (Ist)

Puan mengapresiasi perundingan terkait garis batas ZEE Indonesia-Vietnam yang dàpat diselesaikan. Kesepakatan soal batas ZEE menjadi salah satu hasil pertemuan Presiden Nguyen Xuan Phuc dengan Presiden Jokowi pada Kamis pagi. Perlu diketahui, perundingan soal garis batas ZEE Indonesia-Vietnam sebelumnya sudah berlangsung selama 12 tahun.

“Atas penyelesaian perundingan batas Zona Ekonomi Eksklusif pada kunjungan bapak Presiden Vietnam, saya menyambut baik hal ini. Saya berharap dengan selesainya perundingan ini dapat menjadi momentum untuk lebih mempererat hubungan kedua negara,” kata Puan.

Puan menekankan pentingnya kerja sama multilateral. Mengingat dunia saat ini tengah mengalami crisis mode sejak pandemi Covid-19 melanda tahun 2020.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Puan mendorong peningkatan kerja sama internasional, termasuk kerja sama bilateral antar negara termasuk Indonesia-Vietnam.

“Kedua negara dapat memperkuat kerja sama bilateral untuk berkontribusi bagi upaya mengatasi tantangan bagi stabilitas dunia dan pertumbuhan ekonomi global,” ujarnya.

Sekadar informasi, Vietnam merupakan negara yang masih ada di wilayah Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN. Vietnam merupakan negara yang menganut sistem komunis dengan partai tunggal yakni Partai Komunis Vietnam.

Negara ini memperbolehkan presiden untuk menjabat selama 3 periode dengan setiap periode berlangsung 5 tahun alias 15 tahun masa jabatan. Tugas jabatan presiden di Vietnam yakni menjadi mempertahankan stabilitas nasional, menjaga kemerdekaan negara, menjadi represntasi kepada negara lainnya.

Sentimen: negatif (88.6%)