Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Al Azhar Indonesia, Populi Center
Partai Terkait
HEADLINE: Adu Kuat Figur Politik di Survei Capres 2024, Siapa Jadi Kuda Hitam?
Liputan6.com Jenis Media: News
Liputan6.com, Jakarta - Tiga nama digadang-gadang menjadi calon presiden (capres) Pemilu 2024. Mereka adalah Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo. Kendati belum menjadi calon presiden definitif, publik mulai menghitung. Siapa di antara tiga nama yang punya peluang menang paling besar?
Hasil survei teranyar dari beberapa lembaga seperti Indikator Politik Indonesia, Poltracking Indonesia, dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa perbedaan elektabilitas Ganjar, Prabowo, dan Anies tidak terlalu jauh.
Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas Ganjar dan Prabowo meningkat dalam dua bulan terakhir. Sementara Anies mengalami penurunan.
Dari November ke Desember 2022, dukungan terhadap Ganjar meningkat dari 33,9 persen menjadi 35,8 persen dan Prabowo dari 23,9 persen menjadi 26,7 persen. Sementara Anies, dari 32,2 persen menurun jadi 28,3 persen.
Sementara berdasarkan survei Poltracking Indonesia, elektabilitas Ganjar masih tertinggi. Adapun Anies mulai menggeser Prabowo.
Survei Poltracking ini diselenggarakan pada 21 hingga 27 November 2022. Hasilnya, dari simulasi tiga nama calon presiden, Ganjar memperoleh suara 32,5 persen, disusul Anies dengan perolehan suara 29,1 persen, dan Prabowo dengan 27,8 persen suara.
Sementara hasil survei SMRC pada tanggal 3-11 Desember 2022 juga menunjukkan Ganjar memiliki elektabilitas tertinggi. Politisi PDIP itu unggul dengan perolehan 33,7 persen.
Elektabilitas kedua adalah Anies dengan raihan sebesar 28,1 persen, disusul oleh Prabowo dengan 26,1 persen dalam peta elektoral tiga tokoh potensial calon presiden melalui simulasi tertutup.
Puan Bisa Jadi Kuda Hitam
Peneliti Senior Populi Center, Usep S Ahyar, menjelaskan elektabilitas memang penting untuk jadi modal pertarungan di pilpres. Namun, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi untuk jadi capres. Dan yang harus pertama didapatkan adalah tiket dari parpol.
"Sebenarnya dari sisi mendapatkan tiket, kemungkinan jadi capres, ya pasti orang yang punya partai. Tokoh seperti Puan Maharani dan Airlangga Hartarto itu sebenarnya berpeluang, walaupun elektabilitasnya kecil," kata Usep kepada Liputan6.com, Selasa (10/1/2023).
Usep mengatakan, untuk menjadi capres tidak melulu soal elektabilitas. Tapi juga harus dicalonkan oleh gabungan partai dengan 20 persen kursi parlemen.
Dan di sini tokoh seperti Puan, Airlangga, dan Agus Harimurti Yudhoyono bisa jadi kuda hitam karena memiliki kendali di partainya.
Hal senada dikatakan Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin. Ia menilai nama Puan tidak bisa dikesampingan.
"Karena bagaimanapun Puan anak ketum parpol dan PDIP sudah punya tiket sendiri. Jadi di satu sisi capres kelihatan ada wilayah tiga besar itu, tapi di saat yang sama kita juga harus mempertimbangkan Puan, karena katakanlah ibunya pemilik PDIP. Tapi saya kira tidak akan jauh dari situ. Jadi tiga nama plus satulah," ucap Ujang kepada Liputan6.com, Selasa (10/1/2023).
Pengamat Politik KedaiKOPI Hendri Satrio mengatakan, sangat mungkin ada calon lain di luar Anies, Prabowo dan Ganjar. Dan yang paling berpeluang adalah Puan Maharani.
"Puan itu menarik. Jangan disangka gampang mengalahkan dia, karena struktur PDI Perjuangan itu solid loh dukung Puan Maharani," kata Hensat kepada Liputan6.com, Selasa (10/1/2023).
Sentimen: positif (99.9%)