Sentimen
Negatif (76%)
23 Des 2022 : 12.14
Informasi Tambahan

BUMN: Petrokimia Gresik

Kab/Kota: Surabaya, Gresik, Pasuruan, Solo

Tokoh Terkait

Cerita Solechul Hadi, Pria Gresik 'Hidup Lagi' Usai 12 Tahun Dikira Meninggal

23 Des 2022 : 12.14 Views 1

Suara.com Suara.com Jenis Media: News

Cerita Solechul Hadi, Pria Gresik 'Hidup Lagi' Usai 12 Tahun Dikira Meninggal

Suara.com - Solechul Hadi, warga Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur akhirnya bisa berkumpul lagi dengan keluarganya setelah 12 tahun terpisah.

Namun terpisahnya Solechul Hadi dengan keluarganya bukan karena ia pergi merantau, bukan juga karena pria Gresik itu sengaja pergi dari rumahnya.

Ia sempat terpisah dengan keluarganya selama lebih dari satu dekade disebabkan masalah kesehatan mental Solechul Hadi. Saking lamanya ia pergi, pihak keluarga sempat menyangka kalau pria berusia 35 tahun itu sudah meninggal dunia.

Solechul Hadi mengalami stres berat

Baca Juga: Dihadiri Jokowi, Petrokimia Gresik Luncurkan Program Santri Makmur

Kisah terpisahnya Solechul Hadi dengan keluarganya bermula pada 2010 lalu, ketika ia berusia 23 tahun. Saat itu ia diduga depresi karena terus menerus mendapat tekanan dari pihak keluarga agar segera mendapatkan pekerjaan.

Menurut informasi para kerabat, Solechul juga kerap dikekang orang tuanya, yang saat itu masih hidup. Kepala Desa Roomo, Abdul Jamal Putra mengatakan, Solechul tidak memiliki riwayat gangguan jiwa.

Namun kondisinya yang sudah depresi berat membuat keluarganya khawatir, sehingga mereka mambawa Solechul ke salah satu pesantren di Pasuruan untuk mendapatkan pengobatan.

Tak lama berada di pesantren tersebut, Solechul kabur entah kemana. Pihak keluarga juga tak berhasil mencarinya karena tak diketahui keberadaannya. Akhirnya pihak keluarga mencoba ikhlas hingga meyakini kalau Solechul telah meninggal dunia.

Tinggal di Panti Sosial

Baca Juga: 7 Fakta Mantan Kepala Sekolah di Gresik Pukuli Belasan Siswi, Perkara Jajan di Luar Kantin

Setelah kabur dari Pasuruan, Solechul pergi ke Surabaya. Tak dijelaskan dengan rinci bagaimana ia bisa sampai ke kota Pahlawan.

Namun pada tahun 2012, ia terciduk Satpol PP Surabaya. Karena tidak memiliki identitas, Solechul dibawa ke Dinas Sosial Surabaya.

Pegawai Dinsos Surabaya melihat ada sesuatu yang berbeda pada diri Solechul. Cara bicaranya tidak seperti orang Jawa Timuran, tapi lebih menyerupai gaya bicara orang Jawa Tengah.

Karena dikira bukan orang Jawa Timur, ia akhirnya dibawa ke Dinas Sosial Kota Solo hingga akhirnya makin jauh dari daerah asalnya, yakni Gresik.

Di Dinas Sosial Solo, Solechul dibina selama 10 tahun. Pada Agustus 2022, Solechul dinyatakan telah sembuh 70 persen.

Ia mulai bisa mengingat namanya sendiri dan juga pihak keluarganya yang berada di Gresik. Mendapati informasi tersebut, pihak Dinas Sosial Solo langsung berkoordinasi dengan Dinas Sosial Gresik.

“Baru ingat keluarganya, baru ingat temennya, baru ingat namanya dan ngaku orang Gresik, akhirnya dicari informasi Dinas Sosial Gresik, ada anggota karang taruna kenal baru ingat semua,” kata Jamal kepada awak media, Kamis (22/12/2022).

Berkumpul lagi dengan keluarga

Setelah kurang lebih empat bulan mencari informasi mengenai keluarga Solechul, pada Desember 2022, Dinas Sosial Solo akhirnya berhasil menghubungi pihak keluarga Solechul, melalui perantara Dinsos Gresik dan Pemerintah Desa Roomo.

Menurut Kepala Desa Roomo, Abdul Jamal Putra mengatakan, setelah diperlihatkan video Solechul oleh Dinsos Solo, ia langsung mengenali Solechul.

“Kemarin kaget, karena 2010 hilang, 2012 dikabarkan meninggal kaget semua. Saat lihat video dari Dinas Sosial Solo semua tahu ini warga Roomo, sempat dikira mati suri,” jelas Jamal.

Akhirnya pria berusia 35 tahun itu dipulangkan ke Gresik. Sesampainya di sana, Solechul bisa mengenali kakak kandungnya serta lingkungan tempat tinggalnya.

Namun sayang, saat ia kembali ke rumah, ia tak bisa bertemu dengan kedua orang tuanya, karena mereka telah meninggal dunia. Dan akhirnya setelah 12 tahun berpisah, Solechul Hadi bisa kembali ke rumah dan berkumpul dengan keluarga tercintanya.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

Sentimen: negatif (76.2%)