Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melihat potensi perlambatan ekonomi Indonesia pada tahun 2023. Hal ini terefleksi pada asumsi Rancangan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (RATBI) 2023 yang disampaikan pada Rapat Kerja BI dan DPR RI, Rabu (23/11/2022).

BI memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 4,37% pada 2023.

"Asumsi makroekonomi yang dipakai Bank Indonesia dalam menyusun RATBI 2023 adalah sebagai berikut, pertumbuhan ekonomi 4,37%, inflasi 3,61% dan nilai tukar Rp 15.070/USD," ungkap dokumen RATBI 2023 yang dibacakan DPR.

-

-

Angka asumsi pertumbuhan ekonomi ini jauh di bawah angka APBN 2023 yang ditetapkan sebesar 5,3%.

Sebelumnya, pada Rapat Kerja, Selasa (22/11/2022), Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa asumsi ini dibuat dengan hati-hati dan penuh pertimbangan.

"Kami ajukan asumsi yang sangat berhati-hati di mana sasarannya, yaitu mengendalikan inflasi secara lebih cepat sehingga membutuhkan kenaikan suku bunga dan mengendalikan nilai tukar rupiah agar tetap stabil dan menguat," kata Perry.

Pada September lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani sebenarnya telah menyampaikan bahwa tantangan perekonomian makin berat ke depannya. Di mana guncangan yang muncul tidak bisa diprediksi.

Semua itu, menurut Sri Mulyani akan memberikan dampak terhadap perekonomian, dari sisi makro maupun mikro. Sehingga asumsi yang dipergunakan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023 harus sesuai.

"Berbagai skenario inflasi global yang melonjak tinggi dan memberikan kemungkinan kinerja ekonomi negara-negara maju harus kita perhatikan sebagai dinamika yang memiliki potensi pengaruhi pertumbuhan ekonomi," katanya.

Dengan demikian, dia melihat adanya tendensi untuk Indonesia tumbuh di bawah 5,3%.

"kalau kita lihat secara hati-hati tahun 2023, ada tendensi revisi ke bawah terhadap proyeksi ekonomi," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Komisi XI dengan Pemerintah.

[-]

-

Oh Ternyata Ini yang Bikin Orang Antre Tukar Uang Kertas Baru
(haa/haa)