Pimpinan Komisi II DPR Harap MK Libatkan Parpol Terkait Gugatan Sistem Proporsional Terbuka
Radarbangsa.com Jenis Media: News
RADARBANGSA.COM - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustopa berharap Mahkamah Konstitusi (MK) melibatkan Partai Politik (parpol) dalam gugatan Judicial Review UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, khususnya terkait Sistem Proporsional Terbuka.
"Kita nanti meminta MK mengikutsertakan parta-partai sebagai pihak terkait. Kita berharap MK nanti ketika berproses mendengar semua pihak di parlemen karena kita ingin Sistem Proporsional Terbuka di Pemilu 2024," kata Saan Mustopa dalam keterangannya, Kamis, 5 Januari 2023 kemarin.
Saan menilai pelibatan partai politik dinilai penting dipertimbangkan MK. Sebab, MK bisa mendengar pandangan partai dalam mengambil keputusan terhadap penerapan Sistem Proporsional Terbuka pada Pemilu 2024.
"Pandangan masing-masing partai itu tentu MK bisa mempertimbangkan semuanya dalam mengambil keputusan," imbuhnya.
Saan ingin Sistem Proporsional Terbuka tetap dipertahankan. Sebab, hal ini merupakan langkah maju penyelenggaraan demokrasi. "Kalau kembali ke proporsional tertutup bentuk kemunduran demokrasi," tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Yanuar Prihatin menilai sistem Pemilu (Pemilihan Umum) proporsional tertutup akan berpotensi menutup kompetisi antar sesama kader dalam satu partai. Oleh karena itu, ia berpandangan bahwa sistem itu berbeda dengan sistem pemilu proporsional terbuka, berpeluang menghidupkan oligarki dalam tubuh partai politik.
"Bagi partai politik yang punya tradisi komando yang kuat dan sedikit otoriter, sistem pemilu proposional tertutup ini lebih disukai," kata Yanuar dalam keterangan persnya, Rabu, 4 Januari 2023.
Menurutnya, sistem seperti itu menjadi peluang karir terbesar untuk kader partai politik dengan karakter tersebut. Di sisi lain, terangnya, sistem proporsional tertutup itu juga dinilai akan menghidupkan oligarki di dalam partai di masa lalu itu. Sementara oligarki politik relatif mendapatkan hambatan untuk tumbuh melalui sistem proporsional terbuka.
"Tertutupnya kompetisi antara sesama kader. Juga melahirkan para politisi yang lebih mengakar ke atas daripada ke bawah," tukasnya.
Sentimen: netral (99.2%)