Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Rezim Orde Baru
Kab/Kota: Solo
Serangan Jantung, Sipon Istri Wiji Thukul Berpulang
Jawapos.com Jenis Media: Nasional
JawaPos.com – Untuk Dyah Sujirah, perempuan yang dicintainya, Wiji Thukul pernah menulis, ”Jangan lupa, kekasihku// jika terang bulan//kita jalan-jalan// yang tidur di depan rumah//di pinggir selokan// itu tetangga kita, kekasihku.”
Sipon, demikian perempuan itu biasa dipanggil, adalah istri penyair sekaligus aktivis yang hilang sejak 1998 itu. Sipon pula yang tiada lelah terus mencari keberadaan sang suami sembari bekerja keras untuk menghidupi kedua anaknya, Fitri Nganthi Wani dan Fajar Merah.
Tapi, kemarin (5/1) siang Sipon ”mengakhiri” pencarian panjangnya. Seperti dilansir Jawa Pos Radar Solo, ibu dua anak dan nenek satu cucu itu meninggal karena serangan jantung. Dia meninggal dalam usia 55 tahun.
Hastin Dirgantari yang dikenal sebagai kawan akrab Sipon mengatakan, sahabatnya itu telah lama memiliki riwayat penyakit diabetes. Bahkan, kaki kanan istri aktivis ’98 itu harus diamputasi karena penyakit tersebut. ”Dua minggu ini mulai sakit lagi. Ternyata sakit jantung,” kata dia di rumah duka di Kampung Kalangan, RT 01, RW 14, Kelurahan Jagalan, Jebres, Solo.
Keluarga sempat membawa Sipon ke RS Hermina Solo pada Rabu (4/1) malam. ”Pagi tadi Wani (Fitri Nganthi Wani) disuruh pulang. Setelah itu, Wani ditelepon diminta kembali ke rumah sakit karena Mbak Pon (Sipon) sudah mulai serangan jatung. Dan, pukul 13.01 beliau meninggal,” tutur dia.
Jenazah Sipon tiba di rumah duka di Kampung Kalangan, RT 01, RW 14, Kelurahan Jagalan, Jebres, kemarin (5/1) sore pukul 16.28. Dia akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Purwoloyo pada Jumat (6/1) pagi.
Semasa hidupnya, Sipon seirama dengan Wiji Thukul dalam menyuarakan ketidakadilan pada masa-masa Orde Baru. ”Saya bangga dengan Sipon dan Wiji Thukul. Mereka berdua dianggap sebagai pahlawan rakyat kecil,” ujar kakak kandung Sipon, Sarijo atau yang akrab disapa Mbembong.
Wiji, dalam puisi ”Jangan Lupa Kekasihku”, juga menulis, ”//jangan lupa, kekasihku//jika pukul lima//buruh-buruh perempuan//yang matanya letih//jalan sama-sama denganmu//berbondong-bondong// itu kawanmu, kekasihku.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : ves/bun/c19/ttg
Sentimen: negatif (99.9%)