Sentimen
Netral (80%)
23 Okt 2004 : 17.57
Informasi Tambahan

Kasus: HAM

Bela Perppu Ciptaker Jokowi, Yusril: MK Tidak Membatalkan

Rilis.id Rilis.id Jenis Media: Nasional

23 Okt 2004 : 17.57
Bela Perppu Ciptaker Jokowi, Yusril: MK Tidak Membatalkan

RILISID, Jakarta — Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra, mendukung Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (Ciptaker). Menurutnya, Perppu yang dikeluarkan Presiden Jokowi itu tidak ada yang salah dan sudah sesuai dengan prosedur dan perintah Mahkamah Konstitusi (MK).

"Dari segi prosedur, tidak ada yang salah dari produk hukum itu. Karena perintah dari MK itu memperbaiki," kata Yusril dilansir dari Antara, Jumat (6/1/2022).

Mantan Menteri Hukum dan HAM era Megawati Soekarnoputri itu menjelaskan, untuk melakukan perbaikan bisa melalui mekanisme DPR atau presiden mengambil inisiatif. Salah satunya membuat Perppu.

"Nantinya Perppu itu dipertimbangkan oleh DPR, apakah disahkan menjadi Undang-Undang atau tidak," jelasnya.

MK memutuskan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau UU Cipta Kerja, cacat secara formil. Lewat Putusan Nomor 91/PUU-XVIII/2020 tertanggal 25 November 2021, MK menyatakan UU Cipta Kerja inkonstitusional bersyarat dan meminta pemerintah memperbaikinya paling lama dalam dua tahun.

"MK telah menyatakan UU itu inkonstitusional secara bersyarat, tapi tidak dibatalkan. Pemerintah dan DPR diberikan waktu dua tahun untuk memperbaiki prosedur pembentukan terharap UU Cipta Kerja," kata Yusril.

Meski pemerintah memiliki waktu sampai November 2023 untuk melakukan perbaikan, namun menurutnya ada pertimbangan spesifik dari pemerintah sehingga menerbitkan Perppu. 

Secara teoritis murni kata dia, bukan merupakan langkah yang tepat. Tetapi kalau melihat kepentingan pemerintah dalam melaksanakan satu kebijakan dan mengantisipasi satu perkembangan, mau tidak mau, pemerintah harus bertindak cepat.

"Kalau saya dalam posisi menjalankan roda pemerintahan, saya tidak memiliki pilihan, memang harus bertindak cepat dan Perppu merupakan satu pilihan," katanya menegaskan. (*) 

Sentimen: netral (80%)