JawaPos.com – Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengomentari beredarnya video yang diduga Hakim Wahyu Iman tengah berkoordinasi terkait putusan terhadap Ferdy Sambo. Dasco menyebut, video itu masih dipertanyakan kebenarannya.

“Saya pikir kita di DPR tidak relevan dalam menanggapi video-video yang juga belum tentu valid atau benar,” kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/1).

Politikus Partai Gerindra itu menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum dalam menelusuri terkait beredarnya video itu. Sebab, DPR tidak mempunyai kewenangan dalam merespons hal tersebut.

“Mungkin akan lebih berwenang pihak kepolisian yang menentukan, apakah video itu benar atau tidak. Karena video seperti itu kan juga membuat kereshan di masyatakat,” ujar Dasco.

Terdapat dua video yang beredar terkait pria yang diduga Hakim Wahyu. Dalam video pertama, Wahyu tampak duduk di sebuah sofa dan mengobrol melalui ponsel. Setelah mematikan ponsel, ia menanggapi perempuan yang diduga merekam video tersebut.

Wahyu disebut tengah berkoordinasi dengan Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto lewat ponsel. Ia menjanjikan, Sambo akan divonis mati dalam perkara pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Sementara dalam video kedua, Wahyu terlihat sedang curhat soal perkara pembunuhan berencana Brigadir J. Wahyu disebut akan menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada Sambo.

Dalam video itu ditulis bahwa Wahyu tak peduli dengan fakta dan bukti lain selain dari terdakwa Richard Eliezer alias Bharada E.

Sementara itu, Komisi Yudisial (KY) akan turun tangan memantau kasus tersebut. Lembaga pengawasan hakim itu akan menelusuri konten tersebut untuk memastikan video yang beredar benar atau tidak.

“KY telusuri dulu kebenaran video tersebut,” ucap Juru Bicara KY, Miko Ginting.

KY juga akan meminta partisipas masyarakat bila mengetahui peristiwa ini, agar segera melapor. Sehingga bisa segera ditangani.

“Apabila ada masyarakat yang mengetahui informasi terkait video ini, silakan sampaikan,” pungkas Miko.

Editor : Edy Pramana

Reporter : Muhammad Ridwan