Sentimen
Partai Terkait
Tokoh Terkait
AHY Tegaskan Partai Demokrat Tolak Sistem Proporsional Tertutup
Jawapos.com Jenis Media: Nasional
JawaPos.com – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menolak upaya pengembalian sistem Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi proporsional tertutup. Hal itu menurutnya hanya akan memundurkan kualitas demokrasi.
“Kami Partai Demokrat menolak keras upaya untuk mengembalikan sistem Pemilu dari sistem proporsional terbuka menjadi proporsional tertutup. Ini memundurkan kualitas demokrasi, mengembalikan model kekuasaan sentralistik dan menafikan kerja keras kader partai dalam membina konstituennya,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (3/1).
Ia mengungkapkan bahwa sistem yang sudah berjalan selama ini dengan sistem Pemilu terbuka sudah tepat dan ditujukan untuk modernisasi partai. “Masalah-masalah yang muncul akibat penerapannya bisa dijawab dengan upaya perbaikan kolektif tanpa harus menghancurkan langkah progresif yang sudah dijalankan selama ini,” imbuhnya.
Oleh karena itu, AHY mengajak semua pihak menjaga komitmen berdemokrasi dan menjaga amanah reformasi dengan tetap menjalankan sistem Pemilu yang saat ini sudah berjalan.
“Keputusan penggunaan sistem Pemilu adalah keputusan politik, hasil proses panjang legislasi dan kesepakatan politik yang legitimate,” tuturnya.
“Jangan sampai perdebatan ini mengacaukan fokus, perhatian, dan persiapan kita menuju Pemilu 2024. Jangan sampai pewacanaan sistem proporsional tertutup ini jadi alibi penundaan Pemilu, hingga langkah awal menuju resentralisasi kekuasaan melalui pengembalian sistem pilpres tidak langsung,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari menyebut, terbuka kemungkinan Pemilu 2024 akan diterapkan sistem proporsional tertutup. Sehingga, pemilih hanya akan memilih partai politik bukan lagi caleg.
Sistem itu berpotensi diberlakukan jika Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan UU Pemilu yang mengatur sistem pemilu proporsional terbuka, menjadi tertutup. “Ada kemungkinan, saya belum berani berspekulasi, ada kemungkinan kembali ke sistem proporsional daftar calon tertutup,” ucap Hasyim di kantor KPU RI, Kamis (29/12) lalu.
Karena itu, Hasyim meminta para elite politik untuk menahan diri tidak memanfaatkan alat peraga kampanye sebelum jadwalnya. Sebab, ke depan dimungkinkan tidak ada lagi daftar caleg.
“Maka dengan begitu menjadi tidak relevan misalkan saya mau nyalon pasang gambar-gambar di pinggir jalan, jadi enggak relevan. Karena namanya enggak muncul lagi di surat suara,” ucap Hasyim.
“Enggak coblos lagi nama-nama calon. Yang dicoblos hanya tanda gambar parpol sebagai peserta pemilu,” pungkasnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Tazkia Royyan Hikmatiar
Sentimen: netral (97.7%)