Sentimen
Positif (100%)
4 Jan 2023 : 16.34
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Klaten, Yogyakarta, Solo

Viral! Tukang Batu Terima Uang Ganti Rugi Proyek Tol Rp3,2 Miliar, Mendadak Kaya Raya

4 Jan 2023 : 16.34 Views 3

Indozone.id Indozone.id Jenis Media: News

Viral! Tukang Batu Terima Uang Ganti Rugi Proyek Tol Rp3,2 Miliar, Mendadak Kaya Raya

INDOZONE.ID - Nasib seseorang memang tidak ada yang tahu. Seperti yang dialami Jumadi Jayadi Raharja (65), warga Desa Senden, Kecamatan Ngawen, Klaten, Jawa Tengah ini. 

Jumadi yang kesehariannya sebagai tukang batu ini, mendadak viral lantaran menerima uang ganti rugi (UGR) proyek Tol Solo-Yogyakarta, sebanyak Rp3,2 miliar.

Jumadi Jayadi Raharja, tukang batu terima uang ganti rugi proyek Tol Solo-Yogya Rp3,2 miliar. (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Saat ditemui Z Creators, Edelweis Ratushima, Jumadi tengah berada di toko grosir makanan kecil milik salah seorang anaknya, Riski Putri Utami (31), di sekitar pasar Ngupit, Senden.

"Ini saya membantu anak, membuka toko grosir snack ini," kata Jumadi di sela-sela kesibukannya.

Saat ditanya untuk apa saja uang ganti rugi setelah ia terima pada Januari 2022 atau satu tahun yang lalu. Bapak dua putra ini menjelaskan, kalau sawah seluas 2.510 meter persegi tersebut, masih atas nama ibunya yang mempunyai anak tujuh.

Uang sebanyak Rp3,5 miliar tersebut dibagi untuk tujuh orang saudaranya. Jumadi mengaku menerima bagian Rp450 juta. Agar tidak mudah habis, uang tersebut ia berikan kepada dua orang anaknya untuk memperbesar usahanya, yaitu berjualan snack atau makanan kecil.

"Sebelum menerima UGR, anak saya sudah mempunyai usaha, kini tinggal memperbesar usahanya dengan uang yang saya beri," ucap Jumadi.

Uang ganti rugi proyek Tol Solo-Yogya diberikan ke anaknya. (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Selain diberikan kepada kedua anaknya, uang tersebut juga ia sisihkan untuk istrinya, Yatmini (57). Ia juga membeli tanah di dekat rumahnya, yang kemudian ia dirikan bangunan untuk gudang dagangan dan garasi mobil. Meski sudah mempunyai uang banyak, Jumadi mengaku masih tetap menjadi tukang batu.

"Kalau ada yang memerlukan tenaga saya, ya saya tetap menjadi tukang batu. Bila tidak ada yang membutuhkan, saya dan istri bantu-bantu usaha anak," kata Jumadi bersahaja.

Sawah yang semula sebagai sumber hidup untuk keluarga Jumadi dan saudara-saudaranya yang lain. Setelah dilepas untuk proyek nasional jalan tol, Jumadi mengaku ikhlas dan setuju dengan UGR yang diberikan.

Jumadi, tukang batu terima uang ganti rugi proyek Tol Solo-Yogya. (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Agar roda perekonomian keluarganya tetap berjalan, maka ia sangat hati-hati menggunakan bagian uangnya tersebut. Sehingga meskipun sudah punya uang banyak, Jumadi tetap menjalani profesi tukang batu dengan senang hati.

Riski Putri Utami, anak nomor dua Jumadi, mengaku senang orangtuanya mendapatkan rejeki dari UGR.

"Sebagai anak, tentu saja saya senang. Uang dari bapak kami gunakan untuk usaha grosir snack. Selain di toko ini, di rumah juga ada grosir kartonan. Yang mengurusi kakak saya (anak Jumadi nomor satu) dan suami saya. Jadi uangnya langsung kita manfaatkan dengan tepat, tidak untuk hura-hura," kata Riski di sela-sela kesibukannya melayani pembeli.

Baca juga: Prahara Tol Solo-Jogja, Warga Klaten Tolak Uang Ganti Rugi Rp 3,5 M Rumahnya Masih Berdiri

Selain Jumadi, menurut Kepala Desa Senden, Satya Sugianto, yang tanahnya kena proyek jalan tol sebanyak 187 bidang tanah. Pembayaran UGR berjalan lancar karena semua warganya menyetujui dengan besaran UGR yang telah ditentukan. Sebelum ada proyek jalan tol, harga tanah di Senden sekitar Rp800 ribu-Rp1 juta.    

"Di Senden tanah yang terkena proyek jalan tol sebanyak 187 bidang, pembayaran UGR sudah selsai satu tahun yang lalu dengan lancar. Warga kami tidak ada yang keberatan dengan UGR yang ditawarkan, semuanya setuju, sehingga berjalan lancar," kata Kades Satya saat ditemui di kantornya, baru-baru ini.      

Usaha anak Jumadi, tukang batu terima uang ganti rugi proyek Tol Solo-Yogya. (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Sebagian besar yang terdampak adalah tanah persawahan dan sebagian kecil tanah pekarangan termasuk rumahnya. Meskipun begitu, tambah Satya, tidak ada warga Senden yang keluar wilayah Senden untuk membeli tanah dan mendirikan rumah.

"Yang pekarangan rumahnya ikut terdampak, mereka tetap membeli tanah di Senden juga dan didirikan rumah, kebetulan tidak ada yang keluar dari Senden," jelas Satya.

Jauh-jauh hari Satya selalu mengingatkan warganya, untuk tidak boros menggunakan UGR, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar tidak menyesal di kemudian hari.

Kepala Seksi (Kasi) Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistyono, sampai saat ini, dari 3.961 bidang tanah yang diajukan, yang sudah dibayarkan sebanyak 3.800 bidang tanah. Tahun 2023 ini masih harus melakukan pembayaran seribu lebih bidang tanah.

Artikel menarik lainnya: 

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Sentimen: positif (100%)