VATIKAN – Mantan Paus Benediktus XVI meninggal dunia pada usia 95 tahun pada Sabtu (31/12/2022). Benediktus hampir sepenuhnya menarik diri dari pandangan publik, kesehatannya dilaporkan goyah dan beberapa foto yang muncul menunjukkan kelemahannya.

Kembali pada 2013, dia mengatakan kesehatan fisik dan mentalnya yang menurun dalam keputusannya untuk menjadi paus pertama sejak 1415 yang melepaskan pekerjaan sebagai kepala gereja Katolik sedunia.

Dikutip AFP, Benediktus adalah seorang teolog yang brilian tetapi kepausannya dilanda oleh pertikaian di Vatikan dan skandal pelecehan seksual terhadap anak-anak yang mengguncang Gereja Katolik di seluruh dunia. Dia pun sempat dikritik karena kurangnya kepemimpinan.

 BACA JUGA: Vatikan Umumkan Paus Benediktus XVI Meninggal Dunia pada Usia 95 Tahun

Skandal pelecehan membayangi bulan-bulan terakhirnya setelah laporan yang memberatkan untuk gereja Jerman pada Januari 2022 menuduhnya secara pribadi gagal menghentikan empat pendeta predator pada 1980-an saat menjadi uskup agung Munich.

BACA JUGA: Ketika Vatikan Gundah Gulana karena Kesehatan Paus Benediktus yang Memburuk 

Dia membantah melakukan kesalahan dan Vatikan sangat membela catatannya sebagai paus pertama yang meminta maaf atas skandal tersebut, yang mengungkapkan penyesalannya yang mendalam dan bertemu dengan para korban.

Lahir pada 16 April 1927, di Marktl am Inn, di Bavaria, Benediktus berusia 78 tahun ketika ia menggantikan Yohanes Paulus II yang telah lama memerintah dan populer pada April 2005, paus Jerman pertama di era modern.

Follow Berita Okezone di Google News

Dia kemudian mengatakan pemilihannya terasa "seperti guillotine". Tidak seperti penggantinya Paus Fransiskus, seorang Jesuit yang senang berada di antara kawanannya, Benediktus adalah seorang intelektual konservatif yang dijuluki "Rottweiler Tuhan" di pos sebelumnya sebagai kepala penegak doktrin.

Kepausannya dirundung kontroversi, dari komentar yang membuat marah dunia Muslim hingga skandal pencucian uang di bank Vatikan dan penghinaan pribadi ketika kepala pelayannya membocorkan dokumen rahasia ke media pada 2012.

Meskipun dia sempat mengatakan akan "tersembunyi dari dunia" setelah pengunduran dirinya, dia berulang kali mengintervensi masalah-masalah utama yang dihadapi Gereja melalui buku, wawancara, dan artikel.

Pada Januari 2020, dia menyatakan penentangannya untuk mengizinkan pendeta menikah. Setahun sebelumnya, dia menyalahkan skandal pelecehan ulama atas revolusi seksual tahun 1960-an dan runtuhnya kepercayaan di Barat.

Dalam sebuah wawancara pada Maret 2021, dia berkata hanya ada satu paus, tetapi mengakui pendukung fanatik yang menolak untuk menerima pengunduran dirinya.