Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Hasanuddin
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Kepuasan Publik ke Jokowi Masih Kuat, Pengamat: Mampu Kendalikan Gejala Resesi
Rilis.id Jenis Media: Nasional
RILISID, Jakarta — Hasil temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research mengatakan, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo alias Jokowi masih tinggi, yakni mencapai angka di atas 75 persen. Tepatnya 77,8 persen, dengan 10,2 persen responden merasa sangat puas.
Meski pemerintah saat ini masih dihantui dengan ancaman resesi ekonomi tahun depan, namun publik tidak terpengaruh dengan hal tersebut karena pemerintah dinilai mampu mengendalikan gejala-gejala resesi tersebut.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Ali Armunanto mengatakan, isu ancaman resesi tidak menjadi konsen masyarakat tetapi lebih pada kejadian-kejadian ikutan dalam resesi seperti, anjloknya nilai tukar rupiah dan kenaikan harga barang (inflasi).
“Istilah resesi memang tidak menjadi konsennya masyarakat. Yang mungkin diperhatikan, yang menjadi konsennya masyarakat itu adalah, kejadian-kejadian ikutan dalam resesi misalnya,” kata Ali Armunanto kepada wartawan, Sabtu (31/12).
Menurut pengajar ilmu politik di Unhas Makassar itu, informasi terkait anjloknya nilai tukar rupiah dan inflasi itu mampu menjadi konsen masuarakat, tetapi kemudian Pemerintah berhasil mengatasinya hingga isu resesi tidak berpengaruh bagi masyarakat, dan itu menjadikan tingkat kepercayaan kepada Presiden Jokowi makin tinggi.
“Anjloknya nilai tukar, lalu kemudian harga inflasi yang luar biasa dan sampai saat ini pemerintah masih bisa mengendalikan gejala-gejala itu, sehingga masyarakat tidak merasa terancam dengan resesi,” ucapnya.
Ali Armunanto juga menyoroti arah pembangunan Pemerintah di bawah kuasa Jokowi, dimana pembangunan infrastruktur yang masif ini menjadi motor penggerak ekonomi dari daerah ke kota atau dari kota ke daerah. “Di sisi lain memang, pembangunan infrastruktur yang sangat luar biasa dilakukan pemerintah,” ujarnya.
Bahkan, Presiden Jokowi juga mampu membaca kebutuhan masyarakat disaat ekonomi nasional mulai goyang akibat dampak dari pandemi Covid-19, yakni dengan memberikan bantuan sosial dan juga bantuan usaha bagi para pelaku usaha kecil.
“Insentif-insentif yang diberikan kepada masyarakat, baik dalam bentuk insentif yang berbentuk bantuan langsung, ataupun insentif untuk mendorong pergerakan ekonomi. Itu juga sangat membantu kemudian meningkatkan kepercayaan masyarakat, kepuasan publik terhadap pemerintah,” ungkapnya.
“Walaupun memang ada ancaman resesi ekonomi yang saat ini sudah melanda berbagai negera di dunia, tapi masyarakat-masyarakat akar rumput tidak terlalu mempermasalahkan atau tidak terlalu paham dengan apa yang terjadi dalam konteks ekonomi makro,” tambahnya.
Lanjut Ali Armunanto, dengan pergolakan ekonomi global saat ini yang dibutuhkan masyarakat adalah terpenuhinya kebutuhan dan akses mereka untuk mendapatkan kebutuhan harian, dan itu sudah dipenuhi oleh pemerintah.
“Sebenarnya yang mereka pikirkan adalah bagaimana harga-harga bisa tetap terjaga. Bagaimana akses mereka terhadap produk-produk harian pangan dan segala macam, bisa terus tersedia,” jelasnya.
“Nah, ini yang kemudian memang membuat masyarakat kelihatannya mengabaikan resesi. Resesi menjadi konsen ahli ekonomi, tapi masyarakat melihat ekonomi itu secara jauh lebih pragmatis dan lebih partikularistis. Khususnya, dalam konteks kehidupan sehari-hari,” tutupnya. (*)
Sentimen: negatif (97%)